Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

FGD Kebakaran Hutan di Samosir Digelar, Efendy Naibaho: Pemerintah Harus Tanggap Darurat

Editor:  Fadli Tara
Reporter: JAS
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
FGD Kebakaran Hutan di Samosir Digelar, Efendy Naibaho: Pemerintah Harus Tanggap Darurat

Nusantaraterkini.co, SAMOSIR - Kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun ini meningkat di berbagai wilayah di Kabupaten Samosir.

Kebakaran berdampak serius terhadap kelestarian lingkungan, kesehatan, masyarakat, keselamatan ruang hidup bersama dan tingkat kunjungan wisatawan ke Samosir juga berdampak.

BACA JUGA: Kisah Perjuangan Pedagang Sate dari Lubuk Pakam Hingga Ke Samosir, Demi Sekolahkan Anak

Dari peristiwa kejadian kebakaran tersebut, aliansi jurnalis di Kabupaten Samosir menginisiasi pelaksanaan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) digelar di Warung Sederhana, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Jumat (4/7/2025).

Tujuan dari FGD untuk menggali akar persoalan, menganalisis penyebab terbakar atau di bakarnya hutan dan lahan di Samosir.

Informasi yang di himpun, bahwa diduga masyarakat setempat membakar hutan dan lahan dengan sengaja.

Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara tahun 1999-2004 dan 2004-2009 fraksi PDIP Efendy Naibaho, mengungkapkan bahwa FGD dilaksanakan untuk menggali akar permasalahan, pelaku dan solusi mengantisipasi kebakaran hutan.

"Bupati Samosir sudah seharus mengajukan permohonan agar kiranya Samosir Tanggap Darurat, mengingatkan lokasi kebakaran yang curam dan angin kencang sehingga sulit dilakukan pemadaman, seharusnya sudah dipersiapkan bom air bagian diatas bukit yang dapat berputar atau springkel yang dapat memadamkan api dengan alat canggih sehingga dapat menjangkau semua area hutan yang terbakar," ucapnya.

Ia juga mengatakan bahwa di musim kemarau perlu juga di lakukan rekayasa cuaca untuk menurunkan hujan.

"Solusi kita tawarkan juga dengan membuat rekaya cuaca selama musim kemarau, agar hujan turun sehingga mencegah terjadinya kebakaran kembali. saya juga menyarankan agar tanaman di Tele diganti dari hutan pinus menjadi tumbuhan buah-buahan, agar buahnya nanti dapat dinikmati oleh maklum hidup dan mencegah hewan-hewan di dalam hutan kelaparan. Pasca kebakaran, habitat monyet-monyet terganggu sehingga keluar dari hutan dan berada ditepi jalan lintas," tambahnya.

Efendy menegaskan, bahwa Pemkab Samosir harusnya aktif dan cepat tanggap darurat.

"Pemkab harus cepat tanggap darurat untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan, jika Pemkab tidak sanggup menyebut springkel air, kita akan memberikan hadiah bagi siapa saya menemukan pelaku dan Polres Samosir harus ditegakkan hukuman bagi pelaku pembakaran hutan," terangnya.

Sementara itu,Fernando Sitanggang, membantah bahwa tidak ada budaya atau tradisi di Samosir membakar hutan, melainkan ada dugaan kesengajaan warga membakar lahan untuk menumbuhkan rumput baru untuk ternak.

"Tidak ada budaya dan tradisi di Samosir membakar hutan, melainkan ada semacam kebiasaan masyarakat di musim kemarau, membakar lahan untuk menumbuhkan rumput baru untuk pakam ternaknya," tambah fernando.

Fernando menilai, setiap tahun terjadi kebakaran hutan tetapi sampai saat ini masih terulang.

"Sejak dari tulu setiap tahun musim kemarau, pasti terjadi kebakaran hutan dan lahan, Pemerintah setiap tahunnya kecolongan. Seharunya pemerintah sudah mempersiapkan tanggap darurat dan antisipasi terjadinya kebakaran akan tetapi memberikan edukasi maupun sosialisasi setelah terjadinya kebakaran," tuturnya.

Ia juga mengatakan, bahwa Pemkab kurang memperhatikan kelestarian alam dan lingkungan di Samosir.

"Pemerintah saat ini tidak memperhatikan pengelolaan yang baik dan kelestarian lingkungan di Samosir, perusakan hutan bukan melulu tentang kebakaran saja bahkan sekarang masih berjalan pembalakan hutan secara masih," jelasnya.

BACA JUGA: 3 Jam KPK Geledah Kantor PUPR Madina, Amankan 4 Koper

Fernando menuturkan, bahwa pihak Kapolres Samosir pernah melakukan penangkapan, akan tetapi akhir-akhir ini tidak pernah terdengar penangkapan padahal kebakaran hutan dan lahan sering terjadi.

"Sampai saat ini, belum ada pelaku pembakaran hutan di tangkap dan di hukum, seharunya pihak hukum sudah menyelidiki sehingga mudah dilakukan penangkapan sehingga ketika pelaku ditangkap di kampungnya, makan akan ada efek jera untuk tidak membakar hutan dan lahan. saya tegaskan kembali agar kita harus menjaga hutan dan lingkungan Samosir jangan dibakar kembali," tutupnya.

(jas/Nusantaraterkini.co)

Advertising

Iklan