Nusantaraterkini.co, Samosir - 3 sampai 4 jam perjalanan setiap harinya dijalani pria berinisial N warga Deliserdang untuk menuju Kabupaten Samosir.
Tak hanya panas terik, hujan bahkan ancaman kecelakaan saat perjalanannya menggunakan sepeda motor terus menyelimuti perjuangannya.
BACA JUGA: Kantor Dinas PUPR Padangsidimpuan Digeledah KPK, Pasca-OTT KPK di Sumut
Pria berkulit sawo matang ini tak pernah mengenal lelah demi bisa menghidupi ibu dan menyekolahkan anak-anaknya.
Ia rela berjualan ke tempat wisata menara pandang Tele di Kabupaten Samosir.
Bukan hal yang mudah untuk ia mencapai ke lokasi. Mulai dari kemacetan hingga dagangan sate yang tak laku menjadi hiasan dalam perjuangannya.
Ditemui di lokasi Menara Pandang Tele, N mengatakan, jarah tempuh yang jauh dan beresiko di jalan, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan biaya anak sekolah.
"Jualan sate keliling sudah cukup lama, namun jualan ke Samosir akhir-akhir ini ketika hari libur panjang dan libur sekolah, lantaran di sini pengunjung ramai. Sehingga peluang besar cukup tinggi untuk berjualan sate. Sehingga pendapatan cukup untuk memenuhi biaya hidup, untuk ibu dan biaya sekolah anak-anak sebanyak 2 orang," ujarnya (4/7/2025).
Ia juga mengungkapkan bahwa perjalanan ke Samosir tidak mudah, harus menempuh waktu sekitar 3-4 kurang lebih agar sampai di Samosir.
"Perjalanan ke Samosir menempuh waktu sekitar 3-4 jam kurang lebih menggunakan sepeda motor, kecepatan tergantung situasi jalan raya yang dimana di Sibolangit sering macet dan kecelakaan," ucapnya.
Suasana semakin haru, ketika Tim Nusantaraterkini,co berbincang terkait perjuangan dan siapa yang menyiapkan sate yang siap di jual kepada pembeli.
"Sate-sate ini milik mamak saya, dia lah dibalik yang membuat sate hingga siap di bawa untuk dijual ke Samosir, ketika ingin berangkat ke Samosir saya diberikan ongkos minyak dan uang jaga-jaga di jalan. Biasanya seuasai berjualan sate dengan jarak tempuh yang jauh, saya istirahat sebentar lalu langsung kembali ke Lubuk Pakam, sesampainya dirumah uang akan disetorkan kepada ibu ", ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Ia juga mengatakan bahwa omset diperkirakan dihasilkan dalam satu hari bisa mencapai Rp 1 juta tetapi tidak menentu.
"Kira-kira omset dari jualan sate sekitar Rp 1 juta, namun kadang tidak sampai segitu. Omset tidak menentu, kadang Rp 300 ribu juga. Sejauh ini dagangan terus laku ketika ke Samosir," bebernya.
Ia juga mengaku sebelum berjualan ke Samosir, dirinya berjualan di Objek Wisata Lau Kawar, Kabupaten Samosir.
"Sebelum jualan ke Samosir, saya jualan sate ke Objek Wisata Lau Kawar Tanah Karo, di sana juga ramai apalagi di hari libur tetapi lebih ramai di Samosir," tambahnya.
BACA JUGA: KPK Mengamankan Dokumen Penting dari Rumah Kadis PUPR Madina
Ia juga mengajak seluruh wisatawan untuk liburan ke Samosir, karena tempatnya bagus dan banyak pilihan.
"Mari berkunjung ke Samosir dan meluangkan waktu bersama keluarga selama libur anak sekolah, tempatnya bagus dan indah, jangan lupa singgah ke Menara Pandang Tele sekaligus mencicipi jualan sate saya buatan ibu tercinta," tutupnya.
(jas/Nusantaraterkini.co)