Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

OJK Ungkap Alasan Pihaknya Terus Pangkas BPR

Editor:  Annisa
Reporter: Shakira
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (Foto: Shuttershock/Wisnupriyono)

Nusantaraterkini.co - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menjelaskan alasan pihaknya terus memangkas Bank Perekonomian Rakyat (BPR). 

Mahendra menyebut perampingan BPR ini dilakukan supaya sistem keuangan di Indonesia tetap terjaga. Karena itu, OJK mulai memangkas BPR yang dinilai tak sehat. Namun, OJK tak menargetkan jumlah BPR yang akan dipangkas.

"Pertama kita nggak menyebut angka ya. Artinya bukan dari segi angka itu yang menjadi target, tapi lebih pada upaya untuk memang betul-betul langkah yang membuat penyehatan dan tentu memperkuat kondisi dari BPR, BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah)," tutur Mahendra di Hotel Kempinsi, Menteng, Jakarta Pusat, dikutip dari detikcom, Jumat (22/3/2024).

Mahendra menerangkan, pemangkasan yang dilakukan OJK ini hanya untuk BPR yang tidak memenuhi persyaratan dan ketetapan yang ada. Ketetapan itu seperti kondisi kesehatan, governance, dan tingkat risiko fraud.

"Bahwa dalam pelaksanaannya itu ada BPR yang tidak memenuhi persyaratan dan ketetapan yang kami lakukan, tentu ada sanksinya," jelasnya.

"Bahwa jumlah dari BPR yang tidak memenuhi syarat tadi itu ya dengan sendirinya harus dikurangi. Tapi bukan berarti jumlahnya itu sendiri menjadi target, itu konsekuensi langkah-langkah penyehatan yang kami lakukan," imbuhnya.

Di sisi lain, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkap kemungkinan jumlah BPR yang akan ditutup tahun ini bakal mencapai 20 bank. Lalu awal 2024, setidaknya ada tujuh BPR yang telah dicabut izin usahanya oleh OJK.

"Kemungkinan akan mencapai 20 (BPR) yang ditutup. Itu kan sudah ditutup sebetulnya, sudah ditutup. Tinggal likuidasinya (pembubaran) saja," ujar Dian Ediana Rae, ditemui usai acara Outlook Perbanas di Hotel Kempinski Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2024).

Meski demikian, menurutnya, sebenarnya dalam tahun ini, kinerja BPR dalam kondisi baik yang jumlahnya sekitar 1.500. Namun, ada beberapa yang memang harus mengalami kebangkrutan karena kondisi internal yang sudah tidak sehat.

"BPR itu bagus, BPR itu kan banyak, lebih dari 1.500. Pertumbuhannya bagus, cuma ada BPR-BPR tertentu yang bermasalah karena ada fraud ada governance yang buruk dan lain sebagainya. Nah ini kita tidak boleh membiarkan apa lagi zombie zombienya tidak diselesaikan," terangnya.

(Ann/Nusantaraterkini.co)
Sumber: detikcom

Advertising

Iklan