Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Kesalahan Sistem Management Pengelolaan Pertanian Sebabkan Produksi Beras Nasional Turun

Editor:  Rozie Winata
Reporter: Luki Setiawan
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Firman Soebagyo. (Foto: istimewa)

Nusantaraterkini.co, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo mengungkapkan berbagai permasalahan yang menyebabkan terus turunnya produksi beras Nasional.

Firman menuturkan, selain disebabkan oleh perubahan iklim El Nino, kondisi lahan juga semakin kritis imbas dari alih fungsi lahan untuk industri dan non pertanian lainya karena efek kebijakan otonomi daerah.

Di sisi lain, semakin merosotnya kesuburan lahan dan belum maksimalnya pemanfaatan teknologi ini juga menjadi penekan produksi beras nasional.

"Di samping itu banyaknya lahan pertanian yang irigasi teknisnya sudah tidak berfungsi akibat dialihfungsikan lahan pertanian untuk industri, perumahan dan lain sebagainya," katanya kepada Nusantaraterkini.co, Selasa (4/6/2024).

"Kenapa itu terjadi? itu adalah efek otonomi daerah, di mana salah satu target utamanya adalah meningkatkan pembangunan dengan meningkatkan penerimaan asli daerah dari sumber dana pajak daerah dan retribusi. Karena pertanian dianggap yang tidak produktif untuk meningkatkan sumber PAD, bagaimana pertanian bisa produktif untuk menggali penerimaan daerah sedangkan petani sendiri juga masih merugi," jelasnya.

Disisi lain, dengan dialihkan atau alih fungsi lahan menjadi industri atau area lain maka, Pemda berpadangan kebijakan pungutan retribusi dan pajak daerah dapat menjadi andalan utama penerimaan daerah, sehingga begitu mudah Pemda bersama DPRD merubah tata ruang daerah untuk dialihfungsikan dari lahan pertanian produktif menjadi industri dan area lainya.

Sedangkan lahan pertanian yang tersisa itu, kondisinya sudah tidak sesuai dengan apa yang diharapkan petani, karena infrastruktur dan tingkat kesuburan lahan, PH tanah dan unsur hara sangat rendah.

"Oleh karena itu unsur hara dan PH tanah yang rendah ini tidak mungkin tanah itu bisa produktif, dan menghasilkan yang maksimal," ujarnya.

Sementara itu, lanjut Firman agar bisa meningkatkan produksi harus dimulai untuk menyuburkan tanah dengan mengurangi pupuk-pupuk anorganik digantikan dengan pupuk organik, di samping infrastruktur lainya termasuk irigasi teknis dan dukungan mekanisasi alat-alat pertanian lainnya.

Terlebih, sekarang ini pemerintah memberikan program bantuan mekanisasi alat pertanian dengan tujuan agar beban beban biaya petani itu tidak semakin berat.

"Tetapi program bantuan mekanisasi kan tidak sekedar diberikan begitu saja tetapi harus juga dibangun sistem, management dan kesiapan SDM-nya seperti apa?," tanya Sekjen SOKSI ini.

Menghadapi persoalan semakin merosotnya produksi padi dan beras nasional ini, Firman menyampaikan bahwa, Komisi IV DPR terus menerus mendorong pemerintah membuat regulasi dan program yang lebih berpihak dan meningkatkan kapasitas dan pendapatan petani dengan perbaikan infrastruktur pertanian, sistem irigasi dan pola tanahnya.

Selain itu diperlukan perbaikan sistem dan manajemen pengelolaan pertanian yang dapat/mampu mendorong peningkatan produksi.

"Ini persoalan memang sangat kompleks dan serius. Karena itu kami sudah mendorong kepada pemerintah ayo kita berbagai regulasi kita untuk membangun sistem pengelolaan pertanian berkelanjutan," pungkasnya.

(cw1/nusantaraterkini.co)

Advertising

Iklan