Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Diancam Bunuh Usai Tutup Tambang Ilegal, Dedi Mulyadi Sebut Itu Sudah Biasa

Editor:  hendra
Reporter: Redaksi
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi. (Foto: RMOL).

nusantaraterkini.co JABAR - Diancam dibunuh, usai tutup tambang ilegal di Kabupaten Subang, Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi sebut hal itu sudah biasa.

Dia menanggapi dengan santai caci maki, hinaan, kepada dirinya. Dimana cacian itu diterima pascapenutupan tambang ilegal.

"Banyak orang yang bertanya, apakah saya akan melakukan tuntutan melaporkan orang yang telah melakukan penghinaan saya di depan umum," ujar Dedi, dikutip RMOLJabar, Rabu (29/1/2025).

Baca Juga : Diduga Paksa Pacar Aborsi, Ipda Fajri Dicopot dari Jabatannya

"Dikatakan penjahat, pengkhianat pada aksi unjuk rasa, meminta tambang ilegal yang ditutup dibuka lagi. Saya sebagai pribadi sudah terbiasa terhadap berbagi caci maki, hinaan, ancaman, bahkan upaya-upaya pembunuhan pernah akan dilakukan pada diri saya," ungkapnya. 

Lebih lanjut Dedi menilai para pendemo itu ingin kembali membuka tambang ilegal dengan mengesampingkan dampak negatif terhadap lingkungan. 

Baca Juga : 13 Pelajar SMPN 7 Mojokerto Tenggelam saat Outing Class di Pantai Drini: 3 Tewas, 1 Hilang

Menurutnya, hal itu sudah melawan logika publik dan Undang-undang. Sehingga itu adalah tindakan yang mengajarkan kebodohan terhadap masyarakat Jawa Barat. 

"Tindakan itu menurut saya adalah tindakan yang mengajarkan kebodohan terhadap masyarakat Jabar dan tidak mencerminkan representasi sebagai seorang tokoh yang belajar, mengerti, dan memahami lingkungan. Apalagi memiliki latar belakang, pernah memimpin sebuah partai politik," tutur Dedi. 

Lebih lanjut dirinya berharap, agar masyarakat Jabar mengerti dan paham dengan apa yang dilakukan oleh dirinya. Sebab menurutnya, apa yang dilakukan oleh dirinya demi kebaikan semua. Ia tak mempermasalahkan dengan cacian-cacian yang dilontarkan.

"Semoga seluruh masyarakat menyadari bahwa untuk membangun, mengarahkan, menuju arah yang lebih baik, pasti banyak tantangannya, pasti banyak orang yang merasa terganggu kehidupannya," ucapnya. 

"Ingat, tanah Jabar bukan milik perorangan tapi milik kita semua, dan ingat bahwa pembangunan bukan hanya untuk kita hari ini, tetapi untuk anak cucu kita ke depan," tandasnya. 

(Dra/nusantaraterkini.co).

Advertising

Iklan