Nusantaraterkini.co, JAKARTA - Demo DPR yang terjadi selama tiga hari pada Agustus 2025 yakni pada tanggal 25, 28 dan 29 ternyata memunculkan fenomena antara kelompok penjahat dan Kelompok beda pendapat dalam mendukung Presiden Prabowo.
Itu dikatakan MSB Indonesia Network, Sabar Mangadoe. Ia mengaku fenomena yang terjadi dalam Demo DPR yang dilaksanakan tiga hari berturut-turut yakni karena gagalnya negosiasi antara Hasyim dengan adik Rizal Chalid, penangkapan besar-besaran Kejagung terhadap mafia migas, mafia sawit, mafia tanah, mafia tambang, mafia hukum, mafia import ilegal, cukong judol, cukong narkoba, pertamina, PT Timah dan lain sebagainya.
Baca Juga : Pertemuan Xi Jinping dan Prabowo Subianto, Bahas Perdamaian hingga Stabilitas Indonesia
“Hal itu membuat mereka marah dan gelisah,” katanya seperti rilis yang diterima pada Sabtu (6/9/2025).
Sabar Mangadoe mencatat mencuatnya ketidaksenangan keluarga Jokowi dan para kroni-nya, sebut saja sebagai Genk's OSLO atas tidak dilibatkannya Gibran dalam pemerintahan.
Kenapa? Karena beberapa kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang bertentangan dengan kepentingan Jokowi seperti pengembalian jabatan Kunto, pemberian amnesti dan abolisi terhadap Tom Lembong dan Amnesti terhadap Hasto.
“Kecemasan barisan Genk's OSLO yang mau direshufle seperti Bahlil, Tito, Budi Arie, Dito Aryotejo, Kapolri Sigit dan BG. Juga ditambah akibat akumulasi kekecewaan kelompok civil society, kelompok Islam, buruh, mahasiswa terhadap Prabowo Subianto karena seakan tetap di bawah bayang-bayang Jokowi. Dan juga para elit global yang sudah mulai terancam kepentingannya terhadap Prabowo Subianto,” terang Sabar Mangadoe.
Empat Aliran dan Sasaran Demo DPR
Lebih lanjut Sabar Mangadoe menjelaskan dari penjelasan beberapa poin masalah di atas melahirkan 4 Aliran dan Sasaran Demo DPR yang terjadi pada 25-28 Agustus 2025.
Yakni:
1. Genk's OSLO, Oligarki dan elit global bersatu menggunakan jaringan ParCok, Parte Coklat, Polisi 'made by Jokowi' menggerakkan Anarko, mahasiswa binaan & sewaan, dan gerombolan preman untuk membuat rusuh saat Demo DPR terjadi. “Mereka menggunakan isu bubarkan DPR dan lain-lain dengan sasarannya adalah de-legitimasi pemerintahan Presiden Prabowo hingga jatuh dan/atau mengundurkan diri.
2. Barisan elit politik yang tahu mau diganti, kemudian tunggangi demonstrasi karena tahu Prabowo Subianto itu sangat trauma dengan Demo Mahasiswa. Kemudian kondisi ini dijadikan alat 'bargaining' dan kompromi dengan Prabowo Subianto. Agar minimal mereka tak jadi di reshufle.
3. Kelompok Oposisi dan Barisan Anti Jokowi yang marah pada Prabowo Subianto yang tidak juga bisa melepaskan diri dari Jokowi dan antek-anteknya. Sasarannya adalah Prabowo pecat semua menteri antek Jokowi dan makzulkan Gibran serta penjarakan Jokowi.
4. Kelompok 'Civil Society' tengah yang anti Jokowi dan juga anti Prabowo Subianto yang dianggap militeristik dan terjebak gaya pemerintahan hedonis, materialistis, dan otoriter. Yang menjadi Sasaran adalah bubarkan DPR, kembali ke UUD 1945, Pemilu /Pilpres ulang.
Dua Kelompok Penjhahat dan Kelompok Beda Pendapat Pendukung Prabowo Subianto
Ke-4Kelompok di atas, aku Sabar Mangadoe, kalau dikerucutkan lagi bisa menjadi 2 Kelompok, di mana itu juga akan menjadi solusi bagi Prabowo Subianto untuk memilih siapa, yakni Kelompok Penjahat atau Kelompok Beda Pendapat.
“Kelompok penjahat ini bergabung agar bisa kompromi dengan Prabowo Subianto. Kalau tidak, maka Prabowo Subianto bisa saja dilengserkan. Kemudian Gibran naik jadi RI 1 atau Presiden. Dan upaya untuk itu sudah dimulai,” tegasnya.
Kelompok ini, masih dikatakan Sabar Mangadoe, otaknya hanya cari cuan dan kekuasaan. “Yaitu para Elit Global, Oligarkhi, para Mafia tadi, serta para elit politik dan pejabat yang tersandera,” katanya.
Untuk Kelompok Beda Pendapat, katanya, murni dari kelompok Civil Society, para tokoh akademisi, aktivis, Ulama, yang masih berharap Prabowo Subianto bisa berubah untuk menyelamatkan Indonesia.
“Dan Prabowo mau serta mampu melepaskan diri dari cengkraman Kelompok Penjahat tadi,” harapnya seraya menyatakan walaupun itu akan berat, karena faktanya yang menjadikan Prabowo Subianto menjadi Presiden adalah para Kelompok Penjahat ini.
Basmi Super KKN Genk’s OSLO
Sabar Mangadoe mengatakan bahwa Dinasti Politik Jokowi dan kroni2nya itu, atau Genk's OSLO sesungguhnya hanyalah salah satu anggota dari Konspirasi Jahad 4-Kubu.
“Konspirasi Jahad ini belumlah bersifat permanen. Dan masih ada kekuatan konspirasi jahad yang jauh lebih besar lagi,” ujarnya.
Konspirasi Jahad 4-Kubu yang dimaksud, pertama Kubu Oligarki Rakus. Kedua Kubu olitikus Busuk. Ketiga Kubu Birokrat Super Korups, dan Ke-4 Kubu Aparat Penegak Hukum Bengis, misalnya ParCok.
Menurut Sabar, meskipun Genk's OSLO itu hanyalah salah satu anggota dari konspirasi jahat 4-Kubu yang dimaksud, namun sangat penting dan prioritas sekali serta bernilai amat strategis untuk MegaPRO/2024 segera basmi super KKN Genk's OSLO dengan boss besarnya adalah Jokowi, terlebih dulu.
TAKTIK Pecah Belah dan Adu Domba
Karena manfaat besar dari pembasmian super KKN Genk's OSLO, salah satu anggota dari Konspirasi Jahad 4-Kubu yang dimaksud akan bikin persatuan dan kekompakan mereka kocar-kacir amburadul saling cari jalan selamatkan diri sendiri masing-masing.
“Jadi super kacau-balau, amburadul panik berat berlomba menyelamatkan diri masing-masing!!” katanya.
Ini sebuah stategi Pecah Belah Dan Adu Domba Para Penjahat, termasuk Kelompok Penjahat Pendukung Prabowo.
"Nah, dengan demikian jadi jauh lebih gampang bagi MegaPRO/2024 yang didukung oleh Rakyat Semesta untuk melibas tuntas menghabisi mereka semua,” pungkasnya.
(Akb/nusantaraterkini.co)