Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Plt Bupati Langkat Fasilitasi Peserta PPPK Guru yang Gagal Seleksi ke BKN Pusat

Editor:  Redaksi2
Reporter: Redaksi
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Ratusan peserta Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) guru yang menggruduk Kantor Bupati Langkat, akhirnya dapat bertemu langsung dengan Plt Bupati Langkat, Syah Afandin, Rabu (27/12/2023).

Nusantaraterkini.co, LANGKAT - Ratusan peserta Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) guru yang menggruduk Kantor Bupati Langkat, akhirnya dapat bertemu langsung dengan Plt Bupati Langkat, Syah Afandin, Rabu (27/12/2023).

"Anak-anak kita yang honorer ini (peserta PPPK) merasa bahwa capaian nilai yang mereka peroleh atau didapatkan tidak sesuai dengan sistem yang di luar dari nilai CAT (SKTT)," ujar Syah Afandin saat diwawancarai wartawan usai bertemu dengan ratusan peserta PPPK di Aula Kantor Bupati Langkat.

"Kita minta supaya ini dievaluasi ulang. Kita akan bawa persoalan ini ke Jakarta, seperti apa duduk persoalannya. Mungkin setelah tahun baru, diawal Januari 2024, beberapa orang peserta PPPK ini ke Jakarta. Yang jelas nanti kita akan memperjuangan apa yang menjadi hak mereka," sambungnya.

Saat disinggung adanya dugaan peserta PPPK guru yang lulus pakai uang 'pelicin', Ondim tak mau berkomentar lebih jauh tentang persoalan tersebut.

"Saya belum sampai kesana. Kalau pun ada ditemukan, akan ditindak. Dan tadi saya sampaikan, saya tidak pernah memberi instruksi terkait dengan yang begitu-begitu," ujar Ondim.

Sedangkan itu, Koordinator Aksi Wahyu Bima Mahruzar sekaligus peserta PPPK guru asal Kecamatan Tanjung Pura menyampaikan, pertemuan peserta PPPK dengan pemerintah kabupaten masih jauh lebih dari kata puas.

"Yang jelas pertemuan kami, kalau dikatakan belum puas. Karena belum ada jawaban yang pasti," ujar Bima.

Meski Begitu, Bima menambahkan, Plt Bupati Langkat, Syah Afandin sudah menjelaskan akan mengkoomodir persoalan ini ke BKN pusat.

"Nanti pak bupati akan sama-sama melalui beberapa peserta PPPK guru berangkat ke BKN dalam waktu yang sedekat-dekatnya, agar masalah SKTT ditiadakan. Kalau bisa nilainya yang dipakai, nilai CAT murni," ujar Bima.

Masalah Seleksi Kompetensi Teknis Tambahan (SKTT), ratusan peserta PPPK asal Langkat, merasa belum puas dari hasil pemaparan yang disampaikan oleh Kepala BKD Langkat.

"BKD dan Dinas Pendidikan Langkat, tidak memberikan jawaban tentang siapa penguji yang sebenarnya tentang SKTT. Tuntutan sudah kami sampaikan, pertama hapus pengumuman atau batalkan pengumuman ASN PPPK guru 2023, serta hapus SKTT," ujar Bima.

"Memang benar keputusan itu di BKN, tapi saat ini memang minimal 70 persen kami puas dengan jawaban pak bupati, akan mengkoomodir kami ke BKN," sambungnya.

Sementara itu, jika nantinya tidak ada hasil di BKN Pusat, peserta PPPK guru yang menggruduk kantor Bupati Langkat, akan berdiskusi kembali untuk mengambil langkah selanjutnya.

"Soal kami akan melaporkan ke aparat penegak hukum, kami akan melihat perkembangnnya. Seperti yang dilakukan di Mandailing Natal (Madina), mereka melakukan laporan itu ke Polda," tutup Bima.

Diinformasikan, kedatangan ratusan peserta PPPK guru ini ke Kantor Bupati Langkat, marasa tak terima dengan penilaian Seleksi Kompetensi Teknis Tambahan (SKTT) yang diduga tidak transparan.
Diketahui Pemkab Langkat mengumumkan kebutuhan calon PPPK melalui Keputusan Bupati Langkat nomor 810-2187/BKD/2023. Dalam pengumuman ini, Pemkab Langkat membutuhkan 800 Guru PPPK. (rsy/nusantaraterkini.co)

Advertising

Iklan