Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Penusukan Massal, 1 Orang Tewas, 5 Polisi Luka

Editor:  hendra
Reporter: Redaksi
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Seorang penyelidik polisi forensik Prancis bekerja untuk mengumpulkan bukti di lokasi serangan senjata tajam yang menewaskan satu orang dan melukai dua petugas polisi kota di Mulhouse, Prancis timur, Sabtu (22/2/2025). (Foto: Sebastien Bozon/AFP).

nusantaraterkini.co, JAKARTA - Seorang pria melakukan aksi teror dan menyerang sejumlah polisi dengan pisau di Mulhouse, Prancis timur, pada Sabtu (22/2/2025).

Akibatnya, satu warga sipil tewas, lima polisi luka-luka, dua diantaranya terluka parah. Presiden Emmanuel Macron menyebut insiden ini sebagai “aksi teror Islamis”.

Pelaku, pria 37 tahun asal Aljazair dan saat ini sudah ditahan. Dia masuk dalam daftar pantauan pencegahan teror Prancis.

Baca Juga : https://nusantaraterkini.co/erick-thohir-ngaku-fifa-sudah-beri-alarm-buntut-sejumlah-laga-liga-2-rusuh

Jaksa penuntut Nicolas Heitz mengatakan tiga polisi lainnya juga mengalami luka ringan. Dua petugas yang terluka parah mengalami cedera di arteri karotis dan toraks.

Serangan terjadi sekitar pukul 16.00 waktu setempat di tengah demonstrasi mendukung Republik Demokratik Kongo.

Menurut jaksa antiteror nasional (PNAT), tersangka pertama kali menyerang polisi kota sambil meneriakkan “Allahu Akbar”. Beberapa saksi mengonfirmasi hal tersebut kepada AFP dikutip kumparan, Minggu (23/2/2025).

Baca Juga : Viral, Eks TNI AL jadi Bandar Narkoba di Asahan, Kabur usai Tembak Mobil Polisi saat Hendak Ditangkap

Seorang warga sipil berusia 69 tahun yang mencoba melerai serangan mengalami luka parah. Ia diketahui berkewarganegaraan Portugal.

Macron menegaskan tidak ada keraguan bahwa ini adalah serangan teroris.

“Pemerintah akan melakukan segala hal untuk memberantas terorisme di tanah kami,” ujarnya, seperti diberitakan AFP.

Pelaku sudah beberapa kali menjadi target pengusiran dari Prancis, tetapi Aljazair menolak menerimanya.

Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau memastikan bahwa Prancis telah mencoba mengusirnya 10 kali.

“Terorisme Islamis kembali menyerang,” kata Retailleau kepada TF1.

Menurutnya isu migrasi kembali menjadi faktor dalam aksi teror ini.

Penyelidikan resmi telah dibuka atas dugaan pembunuhan dan percobaan pembunuhan yang terkait dengan aksi terorisme.

Pasca-serangan, pasukan militer diterjunkan ke lokasi. Tim forensik bergerak cepat mengumpulkan bukti sebelum hujan menghapus jejak darah di tempat kejadian.

Berbicara di sela kunjungannya ke pameran pertanian Prancis, Macron menyampaikan solidaritas kepada para korban.

“Fanatisme telah menyerang lagi, dan kami berduka,” komentar Perdana Menteri François Bayrou.

(Dra/nusantaraterkini.co).