Nusantaraterkini.co, MEDAN - Pemeriksaan internal yang dilakukan SD Swasta Abdi Sukma terkait kasus siswa dihukum duduk di lantai selama tiga hari karena tunggak SPP berujung ricuh.
Insiden ini terjadi ketika anak dari guru yang terlibat, Hariyati, mendatangi orang tua murid berinisial M di sekolah dan memicu ketegangan.
Keributan ini akhirnya dilerai oleh pihak kepolisian dan sejumlah orang tua murid yang berada di lokasi.
Kamelia, ibu dari murid M, menyampaikan bahwa anak Hariyati tidak terima atas tuntutan yang diajukan kepada ibunya.
Baca Juga: Siswa SD Duduk di Lantai karena Tunggak SPP, Sekolah Minta Maaf
“Dia datang ke sekolah dengan nada angkuh, menuduh saya mencari muka dan mengatakan saya tidak punya bukti,” ujar Kamelia, Sabtu (11/1/2025).
Menurut Kamelia, dirinya telah memberikan bukti berupa tangkapan layar percakapan dan pesan suara yang menunjukkan komunikasi dengan Hariyati terkait insiden ini. Namun, bukti tersebut dianggap tidak valid oleh anak Hariyati.
"Saya sudah kasih bukti chat sama mamaknya, juga pesan suara. Tapi dia bilang itu semua bohong, bahkan menuduh saya menipu dan dia ga mau lihat bukti chatnya" tambah Kamelia dengan nada kecewa.
Keributan di lokasi semakin memanas hingga memancing perhatian pihak sekolah dan orang tua murid lainnya. Pihak kepolisian yang datang ke lokasi akhirnya turun tangan untuk meredam ketegangan.
Baca Juga: Miris, Siswa SD di Medan Belajar di Lantai Akibat Tunggak SPP
Orang tua murid yang berada di tempat kejadian juga berupaya membantu menenangkan kedua belah pihak agar situasi tidak semakin memanas.
Kamelia juga mempertanyakan alasan anak Hariyati ikut campur dalam masalah ini, mengingat ia bukan guru di sekolah tersebut.
"Dia bukan bagian dari sekolah, kenapa dia harus ikut campur dalam masalah ini? Dia bahkan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi,” katanya.
Setelah kejadian tersebut, Kamelia sebagai orang tua murid langsung dipanggil oleh staff Disdikmedbud dan dibawa keruangan supaya lebih tenang.
(Cw9/Nusantaraterkini.co)