Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Merapi Erupsi Kembali, Potensi Bahaya Awan Panas dan Guguran Lava

Editor:  Annisa
Reporter: Redaksi
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!

Nusantaraterkini.co - Gunung Merapi di wilayah perbatasan DIY dan Jawa Tengah dilaporkan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak sembilan kali pada Jumat (19/1) pagi ini.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan tiga kali kejadian awan panas guguran sepanjang pukul 03.24 WIB hingga 04.19 WIB.

Tercatat dalam seismograf, durasi awan panas guguran paling lama pada rentang waktu ini yakni 312 detik dengan amplitudo maksimal 37 mm.

"Jarak luncur maksimal 3 ribu meter ke barat daya, arah Kali Bebeng," tulis BPPTKG dalam laporannya, Jumat.

Tercatat enam kali kejadian awan panas guguran selama rangkaian erupsi kembali terjadi sepanjang pukul 06.59 WIB hingga 07.23 WIB.

BPPTKG melaporkan estimasi jarak luncur maksimal 2 ribu meter ke arah Sungai Bebeng di barat daya.

"Visual Gunung Merapi berkabut dan arah angin ke tenggara," lanjut laporan BPPTKG.

Sejak November 2020 silam, BPPTKG masih mempertahankan status Siaga atau Level III yang ditetapkan.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas guguran di beberapa titik, yakni, di Kali Woro sejauh 3 km dari puncak, Kali Gendol sejauh 5 km dari puncak.

Berdasarkan pemodelan kedua kubah lava tersebut, BPPTKG menentukan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Bebeng, dan Krasak sejauh maksimal 7 kilometer.

Di sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran abu vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.

Masyarakat dihimbau agar tidak melakukan aktivitas apapun di dalam zona bahaya dan mengantisipasi kemungkinan gangguan akibat abu vulkanik.

(Ann/Nusantaraterkini.co)