Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Benarkah Meninggal di Bulan Ramadhan Terselip Keistimewaan?

Editor:  Annisa
Reporter: Shakira
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha

Nusantaraterkini.co - Setiap yang hidup pasti akan mati. Kematian merupakan peristiwa dari bentuk kekuasaan Allah. Kematian dan ajal menjadi rahasia Allah SWT yang sejatinya akan dihadapi oleh makhluk hidup.

Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, 

“Renungkanlah wahai manusia, (sebenarnya) kamu akan dapati dirimu dalam bahaya, karena kematian tidak ada batas waktu yang kita ketahui, terkadang seorang manusia keluar dari rumahnya dan tidak kembali kepadanya (karena mati), terkadang manusia duduk di atas kursi kantornya dan tidak bisa bangun lagi (karena mati), terkadang seorang manusia tidur di atas kasurnya, akan tetapi dia malah dibawa dari kasurnya ke tempat pemandian mayatnya (karena mati)."

Lalu, Bagaimana jika Meninggal di Bulan Ramadhan? Adakah Keistimewaannya?

Melansir detikcom, terdapat sebuah hadits yang menyebut wafatnya seseorang dalam kondisi berpuasa.

Dalam buku Keistimewaan Puasa Menurut Syariat & Kedokteran karya Syeikh Mutawalli Sya Rawi, dari Amr bin Murrah al-Juhni dia berujar seseorang dari Qudha'ah datang kepada Rasulullah SAW dan berkata,

"Wahai Rasulullah, apa pendapatmu apabila aku mengucapkan syahadat lailahaillahu wa annaka Rasulullah (tidak ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya kamu adalah utusan Allah), aku salat lima waktu, melakukan puasa Ramadan, mengerjakan ibadah (shalat tarawih) bulan Ramadan dan menunaikan zakat?" Rasulullah SAW berkata, "Barangsiapa yang meninggal dunia seperti ini maka dia termasuk golongan syuhada' dan shiddiqin." (HR Ibnu Hibban)

Senada dengan itu, Ustaz Adi Hidayat turut menjelaskan hal serupa, sebagaimana, "Waktu memang ada yang diistimewakan oleh Allah SWT, berbeda dengan waktu lainnya. Ada waktu harian seperti sepertiga malam, ada waktu bulanan, ada waktu tahunan, seperti Ramadan, waktu Ramadan banyak keistimewaan, jika amal saleh ditingkatkan maka pahala dilipatgandakan," terang Ustaz Adi.

Meski demikian, Ustaz Adi menjelaskan bahwa meninggal di bulan Ramadhan bukan berarti menjadi penjamin seseorang wafat dalam keadaan baik. Hal ini kembali kepada individu masing-masing.

"Jadi Ramadan, jika ada yang wafat di dalamnya, belum tentu jadi tanda kebaikan wafatnya, kecuali jika dia wafat dalam keadaan saleh," tambahnya.

Sementara itu, dari buku 800 Hadits Pilihan dan Penjelasannya oleh Syaikh Muhammad Musthafa Imarah, meninggal di bulan Ramadhan dinilai istimewa bagi muslim yang wafat dengan mengerjakan amal saleh semasa hidupnya.

Maka, kunci utamanya ada pada jumlah amal kebaikan yang dikerjakan.

Wallahu'alam.

(Ann/Nusantaraterkini.co)
Dilansir dari detikHikmah

Advertising

Iklan