Nusantaraterkini.co, MEDAN - Dalam mempersiapkan Gen Z sebagai pemilih pemula, Tular Nalar Mafindo bersama Ilmu Komunikasi FISIP USU melaksanakan kegiatan Sekolah Kebangsaan di Universitas Sari Mutiara Indonesia.
Kegiatan ini dilakukan, karena menjelang pilkada, masih banyak informasi hoaks yang beredar di media online maupun di media sosial.
Acara ini dihadiri oleh 102 peserta yang difasilitasi oleh 10 fasilitator. Uniknya, seluruh fasilitator Tular Nalar kali ini adalah perempuan, begitu pun penanggung jawab dan tim pendukung yang juga adalah perempuan.
Hal ini menunjukkan semangat perempuan yang tidak kalah besar untuk memfasilitasi kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik, lancar, dan kondusif.
Turut berhadir, Wakil Dekan Fakultas Komunikasi dan Perpustakaan Universitas Sari Mutiara, Roberto Roy Purba S.E., M.Sc., dosen prodi Hukum Bapak Michael Jerico, S.H., M.H., dan dosen prodi Ilmu Komunikasi Evi Enitari Napitupulu, M.I.Kom
Wakil Dekan Fakultas Komunikasi dan Perpustakaan Universitas Sari Mutiara, Roberto Roy Purba dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan Sekolah Kebangsaan yang mampu mengenalkan literasi digital dan antisipasi hoaks di berbagai universitas yang ada di kota Medan.
Penanggung jawab Tular Nalar Yovita Sabarina Sitepu menyampaikan, Sekolah Kebangsaan kali ini tidak jauh berbeda dengan sebelumnya yang dilaksanakan di FISIP USU.
“Yang membedakan dan menarik kali ini seluruh fasilitator dan tim adalah perempuan, serta pihak Universitas Sari Mutiara juga baik dalam memfasilitasi ruangan, peralatan dan sebagainya,” ungkapnya.
Salah satu peserta Sekolah Kebangsaan, Indah Hutauruk menyampaikan kesan baik dari kegiatan ini. Baginya, Sekolah Kebangsaan memberikan pengetahuan yang baru khususnya tentang hoaks dimasa pemilu.
“Saya menyerap ilmu baru tentang bagaimana hoaks itu sangat berpengaruh dan bisa memasuki pikiran kita dalam mengambil tindakan agar tidak adanya Kacau IDE (Kacau Isi, Kacau Diri, dan Kacau Emosi)," paparnya.
Peserta lainnya, Firman Laia berharap acara ini bermanfaat bagi peserta dan ada perubahan dalam menyaring informasi hoaks.
(Akb/Nusantaraterkini.co)