Nusantaraterkini.co, JAKARTA - Fantastis melihat kedua negara ini. Meskipun mereka tengah berperang, hubungan Perbankan Israel-Palestina tetap lengket.
Hal itu terungkap karena Kementerian Keuangan Israel berencana memperpanjang program keringanan transaksi masyarakat Palestina dengan sistem perbankan milik mereka.
Kerjasama antara sistem perbankan Israel dengan bank di Palestina di wilayah Tepi Barat. Program tahunan waiver itu menjadi tempat jajahan Israel di wilayah masyarakat Palestina.
Program waiver itu sebetulnya akan berakhir pada Juli. Namun, dilansir dari CNBCIndonesia, Minggu (30/6/2024) Kementerian Keuangan Israel dikabarkan telah memutuskan memperpanjang program itu, dengan alasan mencegah ekonomi Palestina ambruk.
Baca Juga: Israel Ikat Pria Palestina yang Terluka di Kap Mesin, "Perisai Manusia"
“Menteri Keuangan Bezalel Smotrich memperpanjang waiver pada rapat kabinet baru-baru ini, kata juru bicaranya," katanya.
Dengan adanya kebijakan waiver itu, bank-bank Israel diperbolehkan untuk memproses transaksi bank-bank Palestina dengan menggunakan shekel. Misalnya untuk layanan transaksi dan gaji yang terkait dengan Otoritas Palestina.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan penting untuk tetap membuka hubungan perbankan Israel-Palestina untuk memungkinkan ekonomi yang terpukul di Tepi Barat dan Jalur Gaza tetap berfungsi dan membantu menjamin keamanan.
Baca Juga: Pejuang Palestina Bunuh 4 Tentara Israel
Sekitar 53 miliar shekel atau setara US$14 miliar (Rp 228,90 triliun) telah ditransaksi di bank-bank Palestina pada 2023, berdasarkan data resmi otoritas setempat. US$ 1 setara 3,7656 shekel.
Perekonomian Palestina sangat bergantung pada hubungan ini untuk memproses transaksi yang dilakukan dalam mata yang shekel Israel.
(Akb/nusantaraterkini.co)