Nusantaraterkini.co, JAKARTA - Usai kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyoroti dampak perekonomian di Indonesia.
Maka dari itu, Sri Mulyani memerlukan kajian lebih dalam perihal perekonomian bersama DPR.
"Kita lihat saja nanti bacaannya (dampak kematian Raisi ke ekonomi) secara lengkap ketika kita bahas dengan DPR," kata Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, dilansir dari RMOL pada Rabu (22/5/2024).
Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani akan membahas mengenai asumsi makro, nilai tukar, inflasi suku bunga sampai kepada harga minyak dengan DPR RI. Namun, kata Sri Mulyani, saat ini pihaknya belum dapat memastikan dampak dari kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi.
Baca Juga: Viral Warga Desa Kwala Langkat Tolak 51 Pengungsi Rohingya yang Masuk ke Permukiman
"Jadi nanti dengan DPR kita akan dapat masukan dan pandangan yang paling aktual dari situasi terkini, termasuk indikator-indikator tadi yang saya sampaikan," terang Sri Mulyani.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri sebelumnya telah menyatakan harapannya bahwa wafatnya Raisi diharap tidak berdampak pada situasi global, khususnya lonjakan harga minyak dunia.
“Kita harapkan tidak berdampak kepada ekonomi global, utamanya yang berkaitan dengan harga minyak. Karena kalau sudah harga minyak naik terdampak dari peristiwa itu itu akan berdampak ke mana-mana," kata Jokowi di Sumatra Barat, Selasa (21/5/2024) kemarin.
Baca Juga: Teguh Santosa: Kembali ke Kampung Halaman untuk Membesarkan Sumut Seperti Sebelumnya
Iran, kata Jokowi, menjadi salah satu negara pemasok minyak terbesar baru saja kehilangan pemimpinnya akibat kecelakaan helikopter di dekat perbatasan Azerbaijan pada Minggu (19/5/2024) bersama Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian dan dua pejabat lainnya.
Kematiannya ini mengejutkan semua pihak dan memicu kekhawatiran akan lonjakan harga minyak di masa depan.
(Akb/nusantaraterkini.co)