Nusantaraterkini.co, Jakarta - Principle organisasi kawasan ASEAN telah menerima Timor Leste sebagai anggota kesebelas. Penerimaan itu disampaikan pemimpin negara-negara ASEAN dalam KTT di Phnom Penh, Kamboja, bulan November 2022. Sebagai orbserver Timor Leste berhak mengikuti semua pertemuan yang diselenggarakan ASEAN pada semua tingkatan.
BACA JUGA: Teguh Sentosa: Jangan Sampai Informasi Diproduksi Wartawan Kontraprodukrif dan Bahkan Destruktif
Sebuah road map telah disusun dan menjadi panduan bagi Timor Leste untuk mendapatkan status keanggotaan penuh ASEAN.
Bahwa Timur Leste baru akan bergabung dengan ASEAN dan diresmikan pada bulan Oktober 2025 nanti.
BACA JUGA: Perang Iran vs Israel, Teguh Sentosa: Israel Bisa Kehilangan Wajahnya Karena Salah Memilih Lawannya
Jika Timor Leste Segera Jadi Anggota ASEAN, Lantas Bagaimana?
Menanggapi hal tersebut, Dirut Geopolitik Great Institute Dr. Teguh Santosa mengatakan Timor Laete memang berkeinginan untuk menjadi Anggota ASEAN. Bahkan sebelum Timor Leste berintegrasi dengan Indonesia pada tahun 1976 sudah dibicarakan oleh Funding Father mereka katakanlah begitu.
"Jadi kira-kira Portugis meninggalkan Timor Leste mereka juga sudah membayangkan bahwa negara baru Timor Leste nanti harus menjadi bagian dari organisai di kawasan itu, apalahi sangar diperlukandi tengah perang dingin," ungkapnya dilansir dari kanal youtube Teguh Santosa pada tanggal 21 Jul 2025.
Pihak pemerintah Timor Leste sangat berkomitmen dan melihat bahwa ASEAN ini merupakan wadah organisasi kawawan yang diandalkan untuk berbagai hal.
"Bagi mereka berharap terkait pembangunan di negara baru itu. Memang, saat ini yang masih keberatan Myanmar karena Myanmar memprotes dukungan yang diberikan Timor Leste kepada gerakan pro demokrasi di negaranya sejak kudeta beberapa tahun yang lalu," tegasnya.
Dia menegaskan tetap dengan mekanisme yang ada di ASEAN yaitu ASEAN Mine eks penerimaan Timor Leste sebagai anggota baru di organisasi ASEAN berjalan mulus.
"Memang, ada beberapa isu juga nanti yang akan dihadapi oleh Timor Leste karena ada beberapa kondisi mereka yang mereka harus penuhi sehingga kehadiran tim nanti menjadi persoalan baru tetapi justru menjadi faktor yang memperkuat organiasi kawasan ini ditengah berbagai tantangan yang sedang kita hadapi terutama terkait dengan pertarungan ekonomi dan geopolitik," cetusnya.
Dia menjelaskan selain itu, terkait dengan konflik-konflik politik internal di antara beberapa negara ASEAN untuk sementara waktu dipending atau tidak diambil keputusan karena prinsip-prinsip di ASEAN ini meminta semua hal itu dibicarakan secara damai, intervensi dan seterusnya.
"Walaupun bisa jadi prinsip-prinsip sedikit makan waktu untuk penyelesaian," terangnya.
Menurutnya, tantangan terbesar Timor Leste tidak cukup banyak untuk bergabung dengan ASEAN.
"Nanti Paling misalnya ada hal-hal yang sifatnya diplomatik bahwa mereka harus memiliki kantor perwakilan yang memiliki 10 anggota tidak terlepas dengan Myanmar padahal mereka sudah memiliki hubungan diplomatik juga gitu. Tetapi, karena kemarin sudah memberikan dukungan pada gerakan pro demokrasi maka kelihatannya sedikit tergannggu," katanya.
Jika soal ekonomi ASEAN sendiri memiliki persaingan di tengah persaingan China dan Amerika Serikat dalam memperebutkan negara-negara di ASEAN.
"Kita tidak bisa menutupi fakta saat ini negara ASEAN sangat dengan dan didominasi oleh China karena sangat dibantu misalnya Myanmar, Kamboja kemudian Laut bahkan Timor Leste sebetulnya memiliki kedekatan yang agak spesial dengan Raja China. Sementara yang lainnya seperti Vietnam, Filipina itu memiliki persoalan cukup serius dengan China terkait dengan sengketa di wilayah Laut China Selatan yang di klaim China sebagai bagian dari perairan tradisoional mereka," tuturnya.
Pada tahun, 2012 ketika Filipina memprotes penyerobotan wilayah perairan mereka oleh RRC dan meminta agar masalah itu dijadikan masalah ASEAN tetapi dalam pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN ketika itu minta di cek apakah Myanmar dan Kamboja pihak tuan rumah menolak dan menganggap bahwa konflik Filipina dan China itu adalah urusan ASEAN dengan RRC itu adalah urusan bilateral bukan menjadi masalah ASEAN.
Jika Timor Leste bergabung menjadi anggota ke-11 pada Oktober 2025 dari keanggota ASEAN, Teguh Sentosa melihat bahwa pemerintah Timor Leste memiliki komitmen cukup besar untuk menjadi bagian ASEAN dan sangat berharap centrality ASEAN bisa dipertahankan sehingga setiap negara anggota ASEAN apakah itu holding members ataupun anggota yang kemudian bergabung belakangan dengan ASEAN mendapat manfaat terutama di situasi konflik ekonomi dan geopolitik yang semakin memanas.
"Saya masih punya keyakinan bahwa ASEAN ini dapat dikelola dengan baik bisa menjadi salah satu potensi level global di mana semua pemimpin ASEAN saya lihat cukup bisa berkomunikasi," jelasnya.
(wiwin/nusantaraterkini.com)