Nusantaraterkini.co, MEDAN - Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Deliserdang, Muriadi, mengungkap kronologi meninggalnya seorang siswa SMP berinisial RS (14), yang diduga akibat hukuman Squat Jump oleh gurunya.
Muriadi mengatakan, kejadian itu berlangsung di ruang kelas SMP Negeri 1 STM hilir, Deliserdang, pada Kamis (19/9/2024) lalu.
Saat itu, guru yang bersangkutan sedang mengajar pelajaran agama di dalam kelas RS dan 26 siswa lainnya.
Kemudian, dijelaskan Muriadi, jika pihaknya telah menerima sebuah surat berupa pengakuan dari guru berinisial SW yang memberikan hukuman.
"Surat itu menjelaskan, saat kejadian ada enam siswa yang diberikan hukuman akibat tidak mengerjakan tugas. Lalu, guru itu menanyakan kepada para siswa itu, hukuman apa yang mereka mau," ungkap Muriadi, kepada Nusantaraterkini.co, melalui pesan WhatsApp, Senin (30/9/2024).
"Setelah itu, para siswa menyarankan squat jump sebanyak 100 kali, dan pakai catatan jika para siswa yang dihukum dibolehkan istirahat apabila kelelahan. Seperti itu isi suratnya," sambungnya.
Keesokan harinya, RS masih hadir di sekolah. Namun, terhitung sejak Sabtu 21 September sampai Rabu 25 September, tidak masuk sekolah karena dikabarkan sakit.
"Dan besoknya, hari Kamis 26 September, kami dapat kabar jika RS telah meninggal dunia dan diduga karena hukuman squat jump itu," ucapnya.
Selanjutnya, mendengar kabar tersebut pihak sekolah langsung membuat pertemuan. Sementara Muriadi juga diminta untuk turut melakukan klarifikasi.
"Dari pertemuan itu, guru yang bersangkutan diputuskan untuk nonaktif sementara," tuturnya.
Muriadi, juga berharap jika masalah tersebut segera dapat terselesaikan dengan baik sekaligus berbela sungkawa atas kejadian itu.
Sebelumnya, Yuliana, Ibu korban menyebutkan jika anaknya mengeluhkan kakinya yang terasa sakit setelah pulang sekolah, pada Kamis (19/9/2024) lalu.
Menurut pengakuan RS, dikatakan Yuliana, jika sakit yang dirasa anaknya itu akibat hukuman dari gurunya, karena tidak mampu menghafal sebuah tugas sekolah.
Besoknya, RS masih mengeluhkan rasa sakit pada bagian kakinya dan disusul dengan demam tinggi.
Sehingga, pada Rabu 25 September, RS dibawa ke RSU Sembiring, Deliserdang, dalam keadaan kritis. Sayangnya, keesokan harinya, RS meninggal dunia.
(Cw7/Nusantaraterkini.co)