Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Harga Minyak Mentah Menguat 0,28% ke Level US$ 71,92 Per Barel di Awal Perdagangan Tahun 2025

Editor:  Wiwin
Reporter: wiwin
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Pada awal perdagangan tahun 2025. Kamis (2/1/2024) pukul 6.57 WIB harga minyak mentah di mana harga minyak WTI kontrak Februari 2025 di New York Mercantile Exchange menguat 0,28% ke US$ 71,92 per barel.(sumber foto: reuters)

Nusantaraterkini.co, New York - Pada awal perdagangan tahun 2025. Kamis (2/1/2024) pukul 6.57 WIB harga minyak mentah di mana harga minyak mentag WTI kontrak Februari 2025 di New York Mercantile Exchange menguat 0,28% ke US$ 71,92 per barel.

BACA: Harga Minyak Mentah Naik Tipis Dalam Perdagangan Akhir Tahun yang Sepi

Harga minyak mentah WTI hampir tidak berubah pada akhir tahun 2024 dibandingkan dengan penutupan tahun sebelumnya. Sedangkan harga minyak Brent turun sekitar 3% dalam setahun.

Harga minyak mentah tertekan oleh pemulihan permintaan pascapandemi terhenti, ekonomi China yang tertekan, dan serta pasokan Amerika Serikat (AS) dan produsen non-OPEC yang lebih banyak ke pasar global yang pasokannya telah mencukupi.

BACA: Harga Minyak Mentah Turun Sekitar 3% Merosot Untuk Tahun Kedua Berturut-turut

Harga minyak kemungkinan akan diperdagangkan sekitar US$ 70 per barel pada tahun 2025 karena permintaan Tiongkok yang lemah dan pasokan global yang meningkat, mengimbangi upaya yang dipimpin OPEC+ untuk menopang pasar, menurut jajak pendapat bulanan Reuters pada hari Selasa (31/12) lalu.

Prospek permintaan yang lebih lemah di China  khususnya memaksa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA) untuk memangkas ekspektasi pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun 2024 dan 2025.

BACA: Harga Minyak Turun Mentah Tipis Meski Masih Bertahan di Atas Level US$ 70 Per Barel Jelang Malam Tahun Baru

IEA memperkirakan pasar minyak memasuki tahun 2025 dengan surplus, bahkan setelah OPEC dan sekutunya menunda rencana mereka untuk mulai meningkatkan produksi hingga April 2025 dengan latar belakang harga yang turun.

Produksi minyak AS naik 259.000 barel per hari ke rekor tertinggi 13,46 juta barel per hari pada bulan Oktober, karena permintaan melonjak ke level terkuat sejak pandemi, data dari Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan pada hari Selasa.

BACA: Harga Minyak Mentah Ditutup Naik Lebih dari 1% Menjelang Akhir Tahun 2024

Produksi akan naik ke rekor baru 13,52 juta barel per hari tahun depan, kata EIA.

Investor akan mencermati prospek pemangkasan suku bunga Federal Reserve untuk tahun 2025. The Fed sebelumnya memproyeksikan pemangkasan suku bunga yang lebih lambat karena inflasi yang sangat tinggi.

Beberapa analis masih percaya pasokan dapat mengetat tahun depan tergantung pada kebijakan Presiden terpilih Donald Trump, termasuk yang terkait sanksi. 

BACA: Harga Minyak Mentah WTI Menguat 0,23% Ketimbang Posisi Selasa (24/12/2024) Sebelum Libur pada US$ 70,10 Per Barel

Dia telah menyerukan gencatan senjata segera dalam perang Rusia-Ukraina, dan dia dapat memberlakukan kembali apa yang disebut kebijakan tekanan maksimum terhadap Iran, yang dapat memiliki implikasi besar bagi pasar minyak.

"Dengan kemungkinan sanksi yang lebih ketat terhadap minyak Iran dengan datangnya Trump bulan Januari, kami melihat pasar minyak yang jauh lebih ketat memasuki tahun baru," kata Phil Flynn, analis senior untuk Price Futures Group seperti dikutip Reuters.

Aktivitas manufaktur China meningkat selama tiga bulan berturut-turut pada bulan Desember, meskipun dengan kecepatan yang lebih lambat. Ini menunjukkan bahwa stimulus baru membantu mendukung ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.