Nusantaraterkini.co, Magelang - Jendral Hoegeng dikenal sebagai sosok polisi yang paling jujur dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota kepolisian Republik Indonesia.
Pasca-meninggalnya Jendral Hoegeng, Kini sosok Bripka Seladi mantan anggota polisi disebut-sebut sebagai Hoegeng ke dua.
Hal tersebut lantaran foto anggota polisi ini kembali viral di mana ia lebih memilih mulung usai dinas dari pada menerima suap.
Tak hanya itu, polisi jujur ini tetap teguh memegang kejujurannya meski disebut ditugaskan di lahan 'basah'.
Kejujuran Bripka Seladi telah banyak diakui warga Magelang hingga beberapa netizen memberi ulasan positif mengenai sosoknya.
Bripka Seladi meski pekerjaannya memiliki peluang besar untuk menerima suap besar, namun dirinya lebih memilih untuk memiliki kerja sampingan sebagai pemulung.
Kisah inspiratif ini merupakan sepenggal cerita dari Bripka Seladi, mantan anggota Satlantas Polresta Malang Kota.
Dari informasi yang dihimpun Nusantarataraterkini.co, Bripka Seladi telah pensiun dari anggota polisi sejak 2017.
Sikap jujur dan menolak suap itu merupakan ceritanya saat masih aktif menjadi anggota Polri.
Kisah Bripka Seladi kini viral kembali di media sosial hingga mendapat sorotan netizen karena sikapnya dianggap sebagai polisi jujur.
"Terakhir bertugas sebagai penguji pembuatan SIM di Polresta Malang, saat itu saya sudah punya sampingan memulung sampah sebagai tambahan penghasilan. Karena pada dasarnya kondisi keuangan keluarga sedang tidak baik,” kata Seladi.
Seladi mengatakan, daripada melakukan praktik korupsi seperti menerima suap, pungutan liar, untuk memenuhi kebutuhan dan menutup hutang, ia mengaku lebih memilih memungut sampah sejak 2004.
Padahal, Seladi sendiri ada di posisi yang dikenal dekat dengan praktik suap, yakni sebagai petugas penguji para pemohon pembuatan SIM.
Bripka Seladi memilih bekerja sesuai prosedur yang ditetapkan, sambil menjalankan profesi sampingannya sebagai pemungut sampah.
"Semua polisi saya kira baik, hanya ada beberapa oknum saja yang bekerja tidak sesuai prosedur, dan bagi saya lebih utama mendapatkan rezeki halal daripada harus melakukan pungli,” beber Seladi.
Kendati demikian, Seladi mengungkapkan bahwa dengan pekerjaan sampingannya, ia setiap hari bisa meraup tambahan penghasilan Rp 35 ribu sampai Rp 50 ribu.
Kegiatan itu masih ditekuni olehnya sampai saat ini.
"Alhamdulillah, cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, anak sudah besar, ada yang menjadi aparatur sipil negara (ASN), anggota polisi di Polda Malang, dan menyelesaikan kuliah sarjana S1-nya,” ujar Seladi.
Baginya, apapun profesi seseorang bila dilakukan dengan baik dan telaten, tidak ada yang hina, selama didasari dengan kejujuran dan keikhlasan.
Kisah Bripka Seladi ini menjadi pembicara hangat warganet. Tak jarang komentar-komentar netizen mengtag akun presiden Prabowo Subianto dan Kapolri.
(mft/Nusantaraterkini.co)