nusantaraterkini.co, BINJAI - Masalah sampah masih terus menjadi permasalahan di setiap kabupaten/kota, tak terkecuali di Kota Binjai. Tingginya volume dan terbatasnya lokasi TPA menjadi salah satu faktor menggunungnya sampah.
Dalam dua tahun mendatang, TPA Kota Binjai diperkirakan tidak akan mampu menampung sampah yang terus meningkat.
Baca Juga : Pastikan Pasokan Bapok Aman, Hasanul Jihadi Minta Seluruh OPD Saling Kordinasi
Hal ini disampaikan oleh Kasubag Umum Dinas Lingkungan Hidup Kota Binjai, Raja Ahmad Muhajjier, S.Sos.
Dia mengungkapkan bahwa volume sampah yang masuk ke TPA setiap harinya semakin besar. Sementara, lokasi TPA sangat terbatas.
“Setiap hari, sampah yang dihasilkan oleh masyarakat Kota Binjai mencapai sekitar 218 kg,” ujar Raja, Rabu (26/2/2025).
Baca Juga : Jelang Ramadan, Wakil Wali Kota Binjai Sidak Pasar: Harga dan Ketersediaan Bapok Masih Aman
"Sampah rumah tangga ini dihitung berdasarkan studi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang memperkirakan setiap orang menghasilkan sampah sekitar 0,7 kg," sambungnya.
Dari angka tersebut, Raja menambahkan, jumlah penduduk Kota Binjai yang terus berkembang membuat volume sampah semakin meningkat.
Saat ini, luas lahan TPA Kota Binjai hanya mencapai 13 hingga 15 hektar, dan sekitar 10 hektar sudah terisi penuh. Meskipun demikian, DLH Kota Binjai tengah mencari cara untuk memperpanjang masa pakai TPA tersebut. Salah satu solusinya adalah dengan mengubah pola pengelolaan sampah, seperti membuat piramida sampah.
Baca Juga : Hasanul Jihadi Komitmen Penuhi Janji Kampanye: Bantuan Kematian Hingga PKH Tepat Sasaran
“Tantangannya adalah kami hanya memiliki satu eskavator untuk membuat piramida sampah, sehingga prosesnya menjadi lebih sulit,” terang Raja.
Selain itu, pihak DLH juga telah mengajukan permohonan perluasan lahan kepada PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dengan meminta tambahan 3 hektar lahan. Namun, perluasan ini tidak akan mudah karena juga melibatkan Pemkab Deli Serdang, mengingat sebagian wilayah TPA terletak di daerah mereka.
Salah satu tantangan terbesar dalam pengelolaan sampah di Kota Binjai adalah rendahnya kesadaran masyarakat. Raja menjelaskan bahwa meskipun sudah ada bank sampah, banyak warga yang belum memahami pentingnya pengelolaan sampah yang benar.
Baca Juga : Hasanul Jihadi Minta OPD Turut Serta Membangun Kota Binjai
“Kami masih menghadapi kesulitan dalam meningkatkan pemahaman masyarakat. Bank sampah sudah ada, tapi masih sedikit yang mau memanfaatkannya,” katanya.
Untuk mengatasi hal ini, DLH menggandeng berbagai pihak, termasuk universitas lokal dan organisasi masyarakat. Salah satu upaya yang sedang dilakukan adalah dengan menggalakkan program pengurangan sampah sejak dari sumbernya, seperti reduce, reuse, dan recycle. Program ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat pada TPA.
Dalam menghadapi masalah ini, peran serta pihak swasta juga sangat penting. Raja menyebutkan bahwa Dinas Lingkungan Hidup bekerja sama dengan koperasi BUMN yang mengajak nasabahnya untuk lebih sadar dalam mengelola sampah. Selain itu, ada juga kerjasama dengan pemerintah Amerika Serikat dalam pembinaan program pengelolaan sampah yang lebih baik.
Namun, teknologi pengolahan sampah ramah lingkungan seperti pembuatan kompos sampah organik sempat terhenti.
“Kami pernah mencoba membuat kompos sampah organik, tetapi sayangnya alatnya rusak dan hilang,” ujar Raja.
DLH kini berharap dapat melanjutkan upaya ini dengan perangkat yang lebih baik di masa depan.
Selain perluasan lahan TPA, DLH Kota Binjai juga memikirkan strategi jangka panjang untuk mengurangi sampah. Mereka telah mendukung berbagai usaha kecil dan menengah (UKM) yang mengolah sampah menjadi barang berguna, seperti kerajinan tangan dari plastik. Hal ini juga dilakukan melalui pameran yang diselenggarakan pada acara ulang tahun Kota Binjai.
Untuk mendukung pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan, masyarakat diharapkan dapat lebih aktif dalam mengurangi sampah rumah tangga, terutama dengan cara mendaur ulang sampah organik menjadi pupuk tanaman.
Meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi, Raja berharap bahwa upaya untuk memperluas TPA dapat segera terwujud. “Kami berharap proyek perluasan ini bisa segera dilaksanakan. Sampah semakin banyak, dan kami harus siap dengan solusi jangka panjang,” harapnya.
Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah, menurut Raja, adalah kunci sukses dalam menghadapi masalah ini.
“Kami mengajak masyarakat untuk lebih peduli, dengan cara memanfaatkan bank sampah atau mendaur ulang sampah organik. Ini akan sangat membantu mengurangi beban di TPA,” tutupnya.
(Dra/nusantaraterkini.co).