nusantaraterkini.co, JAKARTA - Satu porsi Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Papua ternyata bisa mencapai Rp 30 ribu. Angka ini lebih tinggi dibanding rata-rata nasional yang ditetapkan sebesar Rp 15 ribu.
"Kalau di Papua memang beda. Secara nasional ditetapkan Rp 15 ribu, kalau di Papua bisa sampai Rp 30 ribu," kata Direktur Sistem Pemenuhan Gizi Badan Gizi Nasional (BGN), Nurjaeni, dalam konferensi pers bersama Kedutaan Besar Jepang dan UNICEF di Jakarta, Senin (24/2/2025).
Baca Juga : Bumdes Panglong di Desa Halaban Lenyap, Kepala Desa Ngaku Kalah Bersaing dan Salahkan Warga
Nurjaeni menjelaskan biaya MBG di Papua lebih tinggi karena harga bahan makanan dan distribusi yang lebih kompleks dibanding wilayah lain.
“Anggaran MBG nasional memang rata-rata Rp 15 ribu per porsi. Tapi di Papua bisa sampai Rp 30 ribu karena harga bahan pangan dan biaya logistik yang jauh lebih mahal,” kata Nurjaeni dikutip kumparan.
Menurutnya, anggaran Rp 15 ribu yang diumumkan pemerintah sebenarnya terdiri dari Rp 10 ribu untuk bahan makanan dan Rp 5 ribu untuk biaya operasional. Termasuk gaji pekerja, gas, dan listrik.
Baca Juga : Kadis Pendidikan Madina Pecat Kepsek dan Guru Honor gegara Skandal Mesum
Namun, besaran anggaran ini tidak bersifat tetap karena menyesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah.
“Misalnya di Jawa Tengah atau Jawa Timur, biaya bisa hanya Rp 12 ribu per porsi. Tapi di Papua, angkanya bisa naik sampai Rp 30 ribu,” jelasnya.
Selain soal biaya, Nurjaeni juga menanggapi protes yang muncul di Papua.
“Seperti yang sudah disampaikan Presiden dalam berbagai kesempatan, program ini bukan kewajiban. Ini untuk mereka yang membutuhkan. Jadi bagi yang menolak, tidak ada paksaan,” terang Nurjaeni.
Saat ini, terdapat sekitar 700 dapur pusat MBG di seluruh Indonesia, termasuk 20 di Papua. Lima di antaranya terpaksa menghentikan sementara operasionalnya karena penolakan dari para siswa.
Meski demikian, pemerintah tetap melanjutkan program ini untuk sekolah-sekolah yang menerima dan masih membutuhkan.
(Dra/nusantaraterkini.co).