Nusantaraterkini.co, Jakarta - Awal perdagangan hari ini Kamis (28/11/2024) hingga pukul 09.00 WIB kurs rupiah berhasil rebound rupiah spot dibuka di level Rp 15.876 per dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot.
BACA: IHSG Melorot 38,083 Poin ke Level 7.207,805 di Perdagangan Pagi
Ternyata, hal ini membuat kurs rupiah menguat 0,37% dibandingkan dengan penutupan Selasa (26/11) yang berada di level Rp 15.935 per dolar AS.
Kurs rupiah pun menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia.
Pergerakan mata uang di kawasan bervariasi. Di mana, dolar Taiwan berada satu tingkat di bawah rupiah setelah naik 0,12%.
BACA: Bursa Saham Asia Pasifik Bertengger di Zona Merah Tidak Mengikuti Penguatan Wall Street
Selanjutnya, ringgit Malaysia terkerek 0,07% dan baht Thailand yang menanjak 0,05%. Disusul, yuan China yang terapresiasi 0,046%.
Berikutnya, peso Filipina terlihat menguat tipis 0,009% terhadap the greenback pada perdagangan pagi ini.
Sementara itu, yen Jepang menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah turun 0,22%. Diikuti, won Korea Selatan yang koreksi 0,15%.
Kemudian ada dolar Singapura yang tertekan 0,08% dan dolar Hongkong yang melemah tipis 0,01% pada awal perdagangan.
Kurs rupiah berpeluang menguat pada perdagangan hari ini (27/11) setelah anjlok di awal pekan akibat sentimen dari kemenangan Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
BACA: Harga Emas Spot Turun 0,2% ke Level US$2.621,06 Per Ons Troi Dipicu Oleh Penguatan Dolar AS
Berdasarkan Bloomberg, Selasa (25/11) rupiah ditutup melemah 0,34% ke level Rp 15.935 per dolar AS.
Tidak jauh berbeda rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) mencatat pelemahan 0,41% ke level Rp 15.930 per dolar AS.
Analis Mata Uang dan Komoditas Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan depresiasi rupiah utamanya dipicu setelah Donald Trump menunjuk Bessent yang dikenal mendukung kebijakan penguatan dolar sebagai menteri keuangan.
BACA: Harga Minyak Mentah Bertahan Dekati Level Tertinggi Dalam Dua Minggu Setelah Kenaikan 6% Minggu Lalu
"Trump juga menyatakan akan segera menerapkan tarif 25% kepada Kanada dan Meksiko, serta tambahan tarif 10% akan diberlakukan segera setelah dia menjabat," kata Lukman.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo menambahkan, mulai dari perlambatan ekonomi global, konflik geopolitik yang sedang berlangsung.
Khususnya perang Rusia-Ukraina telah menciptakan ketidakpastian di pasar global dan akhirnya mendorong permintaan dolar yang dianggap sebagai salah satu aset safe haven.
"Ini memberikan tekanan kepada mata uang negara berkembang termasuk rupiah," katanya.