Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Bursa Asia Bergerak Mixed Mengawali Pekan Ini Lantaran Investor Waspada dalam Mengambil Risiko yang Lebih Besar

Editor:  Wiwin
Reporter: wiwin
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Bursa Asia bergerak mixed mengawali pekan ini lantaran investor waspada dalam mengambil risiko yang lebih besar, mengingat meningkatnya ketegangan perdagangan AS-China. (sumber foto: reuters)

Nusantaraterkini.co, Jakarta - Pada perdagangan awal pekan ini, Senin (6/1/2025). Pukul 08.20 WIB Bursa Asia dibuka beragam (mixed) di mana indeks Nikkei 225 turun 262,32 poin atau 0,70% ke 39.619,10, Hang Seng naik 88,44 poin atau 0,45% ke 19.848,71.

Sementara, Taiex naik 343,42 poin atau 1,67% ke 23.291,65, Kospi naik 26,96 poin atau 1,10% ke 2.470,24 ASX 200 naik 14,51 poin atau 0,18% ke 8.264,30. 

BACA: Bursa Asia Kompak Terjebak di Zona Merah Mengekor Koreksi di Wall Street Karena Federal Reserve Memangkas Suku Bunga

Sedangkan, Straits Times naik 14,91 poin atau 0,39% ke 3.816,31 dan FTSE Malaysia naik 0,23 poin atau 0,01% ke 1.629,69.

Di mana Bursa Asia bergerak mixed mengawali pekan ini lantaran investor waspada dalam mengambil risiko yang lebih besar, mengingat meningkatnya ketegangan perdagangan AS-China. 

BACA: Bursa Asia Bervariasi Menyusul Koreksi di Wall Street yang Menyebabkan Dow Jones Industrial Average Terjatuh

Sementara itu pelonggaran kebijakan moneter, stimulus dari China memicu permintaan domestik dan optimisme tentang kecerdasan buatan dapat mendorong kenaikan.

"Kami memperkirakan para pembuat kebijakan akan memangkas suku bunga di sebagian besar negara Asia pada tahun 2025," tulis analis Goldman Sachs Group Inc dalam sebuah catatan seperti dikutip Bloomberg.

BACA: Bursa Asia Bervariasi Mengekor Kenaikan Wall Street yang Dipicu Investor Menunggu Keputusan Federal Reserve

"Pengecualian utama akan tetap terjadi di Jepag, di mana kami memperkirakan reflasi akan berlanjut tahun ini dan kenaikan suku bunga akan terus berlanjut.

Pada hari ini, investor juga akan mencermati sejumlah data ekonomi dari berbagai negara. Antara lain PMI gabungan dan Caixin China, inflasi Thailand dan data produksi industri Vietnam.