Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

9 Hari Dirawat di Rumah Sakit, Pengurus Ponpes yang Dibakar Santri di Langkat Meninggal Dunia

Editor:  Redaksi2
Reporter: Redaksi
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Kondisi korban sekaligus pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) An Nur yang berada di Desa Batu Melenggang, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, dibakar oleh santrinya pada, Sabtu (5/10/2024) kemarin.

Nusantaraterkini.co, LANGKAT -  Adab Auli Rezki (19) pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) An Nur yang berada di Desa Batu Melenggang, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, meninggal dunia usai mendapat perawatan di RSUP H Adam Malik.

Adab Auli diketahui korban pembakaran yang dilakukan oleh santrinya sendiri berinisial FAZ (17) pada, Sabtu (5/10/2024) lalu. 

Hal ini dibenarkan oleh Kasi Humas Polres Langkat, AKP Rajendra Kusuma saat dikonfirmasi. 

"Ya benar korban atasnama Adab Auli Rezki meningggal dunia di RSUP H Adam Malik pada, Senin (14/10/2024)," ujar Rajendra, Rabu (16/10/2024). 

Diketahui, Adab Auli mengalami luka bakar hingga 80 persen. Ia pun harus menjalani perawatan selama 9 hari, sebelum dinyatakan meninggal dunia. 

Dikabarkan sebelumnya, pengurus pengajar Pondok Pesantren (Ponpes) An Nur yang berada di Desa Batu Melenggang, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, dibakar oleh santrinya pada, Sabtu (5/10/2024) kemarin. 

Dalam peristiwa tersebut, polisi yang melakukan penyidikan terhadap kasus tersebut mencium adanya kejanggalan. 

Kejanggalan ini bermula saat seorang saksi memberikan keterangan dihadapan penyidik. 

"Berawal dari kejelian dan ketelitian dari polisi dalam hal ini penyidik, yang melihat ada kejanggalan dari keterangan yang disampaikan oleh saksi," ujar Kapolres Langkat, AKBP David Triyo Prasojo, Rabu (9/10/2024). 

Lanjut David, awalnya saksi bercerita pada saat kejadian, melihat ada seseorang lari keluar dari dalam masjid ke arah kebun.

Kemudian saksi masuk ke masjid melihat kamar pengurus pengajar ponpes sudah terbakar. 

"Saksi pun memanggil santri yang lain minta pertolongan, didobrak, kemudian di tolong korban. Begitu awal mula ceritanya kan?," ujar David. 

Kemudian, penyidik melihat ada kejanggalan di situ. Ternyata hasil pendalaman yang dilakukan penyidik, saksi tersebut lah pelakunya. 

"Jadi saksi ini memanipulasi dan merekayasa kejadian itu tidak pernah ada. Inisial saksi FAZ," ujar David.

Kerap difitnah, dibully, dan di adu domba dengan pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) An Nur, itulah yang menjadi motif santri nekat membakar pengurus pengajar. 

"Motifnya sakit hati sama korban. Korban inikan pengajar di ponpes. Kemudian santri berinisial FAZ, sakit hati karena suka di bully sama korban," ujar David. 

"Di bullynya secara fisik. Ya memang FAZ berkacamata tebal, secara fisik gak good looking lah. Jadi itu salahsatu bahan bully-an. Dan santri ini kalau lagi buat kesalahan, pelanggaran, ada tingkah lakunya gak pas, suka diekspose ke santri-santri lainnya oleh korban," sambungnya. 

Tak hanya itu, David menguraikan jika FAZ Juga suka di adu domba korban dengan pimpinan ponpes dan santri-santri lainnya. 

"Pada akhirnya pelaku ditegur sama pimpinan ponpes. Sering di fitnah dan dituduh. Jadi FAZ sakit hati dengan korban," ujar David. (rsy/nusantaraterkini.co

Advertising

Iklan