Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

USU Masuk Kategori Kampus Bermasalah Versi RI², Gagal Menjaga Etika Akademik

Editor:  Feriansyah Nasution
Reporter: Junaidin Zai
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Potret Universitas Sumatera Utara (USU). (Foto: Istimewa)

Nusantaraterkini.co, MEDAN - Universitas Sumatera Utara (USU) menjadi satu dari 13 perguruan tinggi di Indonesia sebagai ruang pendidikan zona risiko integritas penelitian. Kampus yang berdiri pada tahun 1952 ini masuk dalam kategori risiko integritas riset mengkhawatirkan karena dianggap melakukan praktik riset yang menyimpang.

Hal tersebut diketahui dari hasil laman resmi Research Integrity Index (RI²) yang dilihat Nusantaraterkini.co pada Rabu (9/7/2025), yang dipublikasi oleh Profesor Lokman Meho. Salah seorang peneliti terkemuka dari American University of Beirut.

Baca Juga: GNPK RI Segera Lapor ke Kejati Sumut, Soal Dugaan Korupsi Sosialisasi Hukum di Kecamatan Siabu

Hasilnya riset itu berhasil mengukur serta memetakan hasil riset yang tidak berintegritas di tingkatan institusi pendidikan. Kampus yang diresmikan oleh Presiden pertama, Ir Soekarno pada tahun 1957 itu menyimpang dalam konteks praktik risetnya. Selain itu, publikasi di jurnal predator, manipulasi kutipan, afiliasi ganda untuk menaikkan angka produktivitas, hingga ketergantungan berlebihan pada penulis eksternal. Hal tersebut secara spesifik menjadi sorotan RI².

USU berada di peringkat ketiga nasional dalam kategori Red Flag dengan skor RI² sebesar 0.400. Peringkat pertama dipegang oleh Universitas Bina Nusantara (0.609), disusul Universitas Airlangga (0.414), lalu USU, Universitas Hasanuddin (0.349), dan Universitas Sebelas Maret (0.317).

Bahkan, indeks RI² menjadi perhatian komunitas akademik internasional karena menyoroti kualitas riset sebagai fondasi reputasi institusi.

Kepala Humas USU, Amalia Meutia, menyebut jika laporan RI² menjadi masukan penting. Dia juga mengaku, bahwa USU punya regulasi internal dan pelatihan untuk menjaga integritas riset, termasuk penggunaan perangkat deteksi plagiarisme.

“Namun, tentu saja kami menyadari bahwa sistem kami perlu terus diperkuat,” kata Amalia saat dihubungi, Rabu (9/7/2025).

Meski begitu, pihak USU enggan menjelaskan secara rinci bentuk pengawasan yang dilakukan terhadap publikasi dosen dan peneliti, serta bagaimana mereka menangani kasus dugaan pelanggaran riset yang sudah teridentifikasi.

Saat yang bersamaan, Amalia, mengatakan pihaknya akan menjadikan laporan itu sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki tata kelola riset secara sistemik.

“USU berkomitmen untuk melakukan pembenahan menyeluruh dan menjadikan integritas sebagai dasar reputasi akademik kami,” ujar Amalia.

Penting untuk diketahui, indeks ini merupakan metrik komposit pertama yang mengukur dan memetakan risiko integritas riset di tingkat institusi. RI² secara khusus menyoroti praktik riset yang dianggap menyimpang, seperti publikasi di jurnal predator, manipulasi kutipan, afiliasi ganda untuk menaikkan angka produktivitas, hingga ketergantungan berlebihan pada penulis eksternal.

Dua indikator utama digunakan dalam penilaian RI²: R Rate, yaitu jumlah artikel yang ditarik kembali per 1.000 publikasi sebagai indikasi pelanggaran serius dalam metodologi, etika, atau kepenulisan; dan D Rate, yang mengukur proporsi artikel yang diterbitkan di jurnal-jurnal bermasalah. Yakni yang telah dihapus dari basis data Scopus atau Web of Science karena pelanggaran etika dan mutu.

RI² juga mencantumkan beberapa kampus ternama lain di Indonesia dalam kategori risiko tinggi (High Risk) seperti Universitas Diponegoro (0.220), Universitas Brawijaya (0.219), dan Universitas Padjadjaran (0.198). Sementara kampus-kampus besar seperti UI, ITB, IPB, ITS, dan UGM masuk dalam zona kuning atau Yellow Flag. Kategori yang dinilai perlu perhatian dan perbaikan serius.

Di tengah dorongan pemerintah untuk mendorong publikasi internasional, RI² justru membuka sisi gelap dari praktik-praktik riset yang mengabaikan etika dan kualitas.

Baca Juga: Presiden Prabowo Luncurkan 103 Koperasi Merah Putih Percontohan, untuk Sumut Dipusatkan di Kota Binjai

Sebagai catatan, di Sumatera Utara, laporan ini menjadi pukulan telak bagi USU yang selama ini dikenal sebagai salah satu universitas tertua dan terbesar di luar Pulau Jawa.

Dalam konteks persaingan akademik global, risiko integritas bukan hanya soal angka di atas kertas melainkan menyangkut kepercayaan publik, kredibilitas ilmiah, dan masa depan lulusan.

(cw7/nusantaraterkini.co)