Nusantaraterkini.co, Jakarta - Pada perdagangan Kamis (9/1/2025) pagi. Pukul 09.10 WIB kurs rupiah spot melemah berada di level Rp 16.243 per dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot.
Di mana kurs rupiah melemah 0,20% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 16.211 per dolar AS.
BACA: Kurs Rupiah Melemah Tipis 0,006% di Level Rp16.198 Per Dolar AS di Perdagangan Senin (6/1/2025)
Diperdagangan Asia, kurs rupiah melemah bersama beberapa mata uang lainnya. Pesso Filipina mencatat pelemahan terdalam yakni 0,24%.
Disusul kurs rupiah yang melemah 0,20%, ringgit Malaysia melemah 0,04%, baht Thailand melemah 0,03% dan dolar Hong Kong melemah 0,01% terhadap dolar AS.
Sedangkan mata uang Asia lainnya menguat terhadap dolar AS pagi ini.
Won Korea naik 0,31%, yen Jepang naik 0,16%, dolar Taiwan menguat 0,05%, yuan China naik 0,02% dan dolar Singapura naik 0,007% terhadap dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia ada di 109,00, turun dari sehari sebelumnya yang ada di 109,09.
BACA: Analis Pasar: Kurs Rupiah Bergerak Berfluktuatif di Perdagangan Awal 2025
Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (8/1), Rupiah spot ditutup melemah 0,42% secara harian ke level Rp 16.210 per dolar AS.
Sedangkan, Rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) terpantau melemah 0,19% secara harian ke level Rp 16.201 per dolar AS.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat, tren penguatan dolar AS berlanjut pada sesi Asia. Ketangguhan dolar dilatarbelakangi data AS yang masih cukup solid seperti data ISM Services dan JOLTS Job Openings.
BACA: Kurs Rupiah Menguat 0,57% Bersandar di Level Rp16.143 Per Dolar AS di Perdagangan Senin (30/12/2024)
"Permintaan akan Dolar AS meningkat terhadap sebagian besar mata uang global, yang kemudian memicu depresiasi nilai tukar rupiah sepanjang hari," ucap Josua.
Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengamati, rupiah dan sekeranjang mata uang pada umumnya melemah terhadap dolar AS yang menguat didukung data tenaga kerja pembukaan lowongan pekerjaan Jolts dan ISM sektor jasa yang lebih kuat dari perkiraan.
Pelemahan rupiah sedikit terminimalisir dengan adanya data kenaikan Cadangan Devisa (Cadev) bulan Desember 2024, lebih besar dari perkiraan dan mencapai rekor tertinggi di US$ 155.7 miliar. Kenaikan cadev Indonesia memberikan dukungan terhadap Rupiah.
Menurut Lukman, rupiah kemungkinan masih belum lepas dari tekanan di perdagangan Kamis (9/1). Sebab, investor menantikan data pekerjaan AS meliputi ADP Employment Change dan klaim pengangguran yang dirilis Rabu (8/1) malam ini.
Dini harinya waktu Indonesia, risalah pertemuan FOMC akan menjadi sorotan, yang dimana the Fed diperkirakan akan kembali memberikan pernyataan hawkish. Dari dometik, data indeks kepercayaan konsumen akan dirilis Kamis pagi.
"Rupiah berpotensi kembali melemah," sebut Lukman kepada Kontan.co.id, Rabu (8/1).
Sementara itu, Josua menuturkan, pelaku pasar memprediksi potensi penurunan data ADP Employment Change dan kenaikan Initial Jobless Claims AS. Bila terealisasi, Rupiah diperkirakan mampu menguat terbatas pada perdagangan besok.
Josua memproyeksi Rupiah bergerak di kisaran Rp 16.125 – Rp 16.225 per dolar AS pada Kamis (9/1).
Sedangkan, Lukman memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp 16.150 – Rp 16.300 per dolar AS.