Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Kurs Rupiah Diramalkan Masih dalam Tekanan Dari Dolar AS Didukung Prospek Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Editor:  Wiwin
Reporter: wiwin
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
kurs rupiah ditutup menguat. Rupiah spot menguat tipis 0,01% ke US$ 16.197 per dolar Amerika Serikat (AS) dan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) menguat 0,12% ke Rp 16.217 per dolar AS.(sumber foto: antara)

Nusantaraterkini.co, Jakarta - Pada akhir perdagangan pekan lalu, Jumat (3/1/2025) kurs rupiah ditutup menguat. Rupiah spot menguat tipis 0,01% ke US$ 16.197 per dolar Amerika Serikat (AS) dan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) menguat 0,12% ke Rp 16.217 per dolar AS.

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan, penguatan rupiah didorong tingginya minat investor dalam lelang SRBI. Selain itu, indeks dolar AS juga terpantau terkoreksi dari level tertinggi dalam 2 tahun.

BACA: Analis Pasar: Kurs Rupiah Bergerak Berfluktuatif di Perdagangan Awal 2025

Untuk Senin (6/1), rupiah dinilai berpotensi menguat terbatas akibat koreksi dolar AS. Namun, secara umum rupiah masih akan tertekan dari dolar AS.

"Rupiah masih dalam tekanan dari dolar AS yang didukung prospek pemangkasan suku bunga the Fed yang lebih kecil dan kekhawatiran kebijakan proteksionisme Trump," jelasnya.

BACA: Kurs Rupiah Menguat 0,57% Bersandar di Level Rp16.143 Per Dolar AS di Perdagangan Senin (30/12/2024)

Dari data ekonomi, investor menantikan data cadangan devisa Indonesia, indeks kepercayaan konsumen dan data penjualan ritel. Dari AS, pasar menantikan risalah pertemuan FOMC dan data tenaga kerja Non-Farm Payroll AS.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai menurunnya probabilitas pemangkasan suku bunga berpotensi menekan rupiah pada Senin (6/1). 

BACA: Kurs Rupiah Menguat 0,34% Bertengger di Level Rp 16.180 Per Dolar AS di Awal Perdagangan Senin (30/12/2024)

Apalagi, Trump diperkirakan akan memberikan sanksi kepada negara-negara anggota BRICS yang tidak menggunakan dolar AS sebagai alat pembayaran dalam perdagangan internasional.

"Kemungkinan ini akan membuat indeks dolar yang akan kembali ke 109, atau level tertinggi di Januari," sebutnya.

Dus, Ibrahim memperkirakan rupiah berada direntang Rp 16.180 - Rp 16.250 per dolar AS. Sementara Lukman dikisaran Rp Rp 16.150 - Rp 16.250 per dolar AS.(kontan)

Advertising

Iklan