Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Delapan Bulan BBM Langka di Palas, Warga Terpaksa Beli di Pinggir Jalan dengan Harga Tinggi

Editor:  Rozie Winata
Reporter: Elivirida Lady Angel Purba
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Kelangkaan BBM di SPBU salah satu Padang Lawas (Foto: istimewa)

Nusantaraterkini.co, MEDAN - Hampir delapan bulan lamanya masyarakat di Kabupaten Padang Lawas (Palas), Sumatera Utara (Sumut) sulit mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi seperti solar dan Pertalite. 

Krisis ini memaksa warga setempat membeli BBM ketengan di pinggir jalan dengan harga yang jauh lebih tinggi, mencapai Rp13.000 hingga Rp15.000 per liter. Kondisi ini tidak hanya memberatkan, tetapi juga menimbulkan keresahan luas di tengah masyarakat.

Direktur MATA Pelayanan Publik, Abyadi Siregar mengatakan, kelangkaan ini dilaporkan terjadi di Kota Sibuhuan, ibu kota Kabupaten Palas. Dua SPBU di kawasan itu, yakni SPBU Nomor 14227309 dan SPBU Nomor 14227349, hampir setiap hari mengalami kekosongan BBM bersubsidi, terutama di siang hari. 

"Pengumuman "SOLAR HABIS" atau "PERTALITE HABIS" sering dipajang siang hari, sementara BBM baru tersedia pada malam hari. Uniknya, antrean malam didominasi mobil-mobil pickup yang membawa jeriken, katanya dalam keterangan tertulis, Senin (4/11/2024).

Abyadi, mantan Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut dua periode, mencurigai ada praktik curang yang mengakibatkan kelangkaan BBM di SPBU Sibuhuan, bahkan mungkin melibatkan oknum Pertamina Regional-1.

"Kalau tidak ada oknum yang bermain, bagaimana bisa kondisi seperti ini terjadi selama delapan bulan tanpa ada pengawasan?" tanyanya.

Berdasarkan pantauan, Abyadi mengatakan, masyarakat yang membutuhkan BBM untuk keperluan sehari-hari terpaksa mencari alternatif dengan membeli BBM ketengan di pinggir jalan. Namun, harga yang ditawarkan sangat mahal dan tidak terjangkau bagi banyak orang.

Karena itu, Abyadi berharap Dirut Pertamina yang baru, Simon Aloysius Mantiri, segera turun tangan untuk menuntaskan masalah kelangkaan BBM bersubsidi ini. Menurutnya, kelangkaan ini tidak hanya terjadi di Kabupaten Palas, tetapi juga terlihat di beberapa wilayah lain di Sumut seperti Kabupaten Tapanuli Utara.

Sementara itu, salah seorang warga Sibuhuan, Ahmad Rizki Hasibuan, membenarkan bahwa yang antri membeli BBM di SPBU setiap malam adalah mobil-mobil pickup yang membawa banyak jirigen untuk diisi BBM.

"Sudah delapan bulan kondisi seperti ini kami rasakan," kata Rizki. 

Dalam situasi seperti ini, akhirnya masyarakat terpaksa membeli BBM secara ketengan di pinggir jalan.

"Harga minyak ketengan ini sangat mahal. Mulai dari Rp 13.000/liter hingga Rp 15.000 per liter. Harga ini tentu sangat terlalu mahal bagi kami masyarakat," kata Rizki. 

Terpisah, Pertamina Sumut mengaku masih menindaklanjuti laporan ini. Humas Pertamina Sumbagut, Zaki Mubarok yang dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya sedang mengecek informasi ini ke pihak ritel terkait kebenaran kelangkaan yang dilaporkan.

"Kami sedang mencari tahu ke ritel, apakah benar informasi tersebut," jelasnya kepada Nusantaraterkini.co melalui panggilan WhatsApp.

(Cw9/Nusantaraterkini.co)