Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

BMKG: Suhu Panas Diprediksi Berlangsung Sampai Akhir Juli

Editor:  Rozie Winata
Reporter: Aldi Nasution
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Ilustrasi. (Foto: istockphoto)

Nusantaraterkini.co, MEDAN - Belakangan ini cuaca panas tengah melanda sebagian besar wilayah Sumatera Utara (Sumut). Kondisi tersebut menyebabkan suhu udara terasa menjadi lebih sumuk alias gerah.

Tercatat, selama sepekan terakhir, suhu panas mencapai di atas 36 derajat celsius di Sumut, antara lain di Deliserdang, Kota Medan, Serdang Bedagai, Labuhanbatu, Toba, Samosir, Karo, Sibolga.

Kepala Balai Besar MKG Wilayah I Hendro Nugroho mengatakan, kondisi tersebut adalah sesuatu yang umum terjadi pada periode peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Bahkan pada tanggal 18 Juli suhu udara mencapai 38.0 derajat celcius dan tanggal 21 mencapai 37.0 derajat celcius.

"Kombinasi antara berkurangnya pembentukan awan dan curah hujan serta kelembapan yang masih relatif tinggi, mengakibatkan suhu udara menjadi lebih panas," ungkapnya.

"Periode peralihan ini umumnya dicirikan dengan kondisi pagi hari yang cerah, siang hari yang terik dengan pertumbuhan awan yang pesat diiringi peningkatan suhu udara, kemudian terjadi hujan pada siang menjelang sore hari atau sore menjelang malam hari,” jelasnya.

Meski begitu, Hendro menyebutkan, kondisi ini belum bisa dimasukkan ke dalam kategori heatwave atau gelombang panas. Pasalnya, kenaikan suhu di Sumut dipengaruhi oleh peralihan musim atau pancaroba, yang merupakan fenomena siklus tahunan.

Namun Hendro mengaku, kondisi suhu udara dalam satu minggu terakhir di Kota Medan tergolong dalam kondisi cukup ekstrim dan diperkirakan masih akan terjadi hingga akhir bulan Juli 2024. 

"Karenanya senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh, lalu memakai perlindungan dari sinar matahari, dan menghindari aktivitas luar ruangan pada jam-jam terpanas (pukul 11.00 - 15.00 WIB) terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya," pungkasnya.

(Cw4/Nusantaraterkini.co)