nusantaraterkini.co, JAKARTA - Sebanyak 62% ASN di Pemprov DKI menderita obesitas. Akibat hal ini, Pemprov DKI mendorong gerakan hidup sehat dimulai dari ASN lewat gerakan olahraga setiap Jumat pagi.
Wakil Gubernur DKI Rano Karno menyebut kegiatan olahraga setiap Jumat pagi bagi ASN bukan hal baru. Aturan itu sudah tertuang dalam Instruksi Gubernur dan kembali dilakukan secara rutin.
“Sebetulnya Ingubnya sudah ada. Instruksi Gubernur sudah ada tiap Jumat itu olahraga,” kata Rano usai menghadiri acara Cilandak Berbudaya di Lapangan Pamentas Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, dikutip kumparan, Sabtu (19/7/2025).
Menurut Rano, selain aktivitas fisik di hari Jumat, ASN DKI kini terdorong untuk lebih banyak bergerak karena ada instruksi penggunaan transportasi umum setiap hari Rabu.
“Cuma sekarang saya mau galakkin lagi. Saya bersyukur, ya, dengan hari Rabu, Pak Gub memberikan instruksi untuk menggunakan transportasi umum. Saya jujur, saya bergerak jadi jalan lebih jauh,” ujarnya.
Rano mengungkapkan lewat kebijakan itu, kini dirinya lebih banyak jalan kaki dan telah merasakan manfaatnya.
“Bayangin saya rumah di Lebak Bulus, naiknya dari Lebak Bulus. Tentu dari mobil ke itu (Balai Kota), kan, jalan kaki. Kemudian itu banyak manfaat, sangat banyak manfaat,” lanjutnya.
Sehingga dengan penguatan kembali instruksi olahraga pada Jumat pagi, diharapkan ASN bisa lebih aktif menjaga kebugaran masing-masing.
“Nah, makanya apalagi kalau sudah ada Instruksi Gubernurnya, Jumat, saya wajibkan. Minimal buat saya jadi seminggu dua kali bisa pasti olahraga,” katanya.
Kondisi kesehatan ASN DKI beragam. Dinas Kesehatan DKI mencatat masalah kesehatan yang dialami para ASN. Paling banyak adalah obesitas.
“62 Persen obesitas, 15,4 persen kelebihan berat badan. Ada yang hipertensi 27,6 persen, diabetes melitus 5,7 persen, kurang bugar ada 24 persen. Ada juga yang punya masalah kejiwaan dan ini angkanya 15 persen,” kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati usai peluncuran gerakan Jakarta BERJAGA (Bergerak, Bekerja, Berolahraga, dan Bahagia) 2.0 Tahun 2025 di Balai Kota, Jumat (18/7/2025).
Program Jakarta BERJAGA 2.0 dibuat untuk menurunkan risiko penyakit tidak menular (PTM) seperti jantung, stroke, diabetes dan kanker. Ini juga mendorong deteksi dini masalah psikologis yang seringkali luput disadari.
(Dra/nusantaraterkini.co)