nusantaraterkini.co, MEDAN – Mahasiswa Universitas Negeri Medan (UNIMED) meneliti keberlanjutan etnozoologi di Sungai Wampu, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat.
Riset ini diberi judul Restorasi Sungai: Keberlanjutan Revitalisasi Etnozoologi Sungai Wampu dalam Analisis Ekologi Budaya Berbasis Ekoenzim guna Mewujudkan Environmental Friendly di Kecamatan Bahorok.
Penelitian ini berangkat dari kondisi pencemaran Sungai Wampu yang dianggap semakin mengkhawatirkan. Pada 2023, menurut tim Peneliti, sungai tersebut terdampak aktivitas pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batu Gajah berkapasitas 16 MW.
Aktivitas pengerukan, sedimentasi, dan pembuangan limbah dari konstruksi PLTA juga dinilai mengganggu ekosistem sungai. Selain itu, limbah domestik dan industri yang tidak terkelola turut memperparah pencemaran.
“Sungai Wampu memiliki arti penting bagi masyarakat sekitar, tidak hanya sebagai sumber air tetapi juga sebagai ruang hidup flora dan fauna akuatik yang terkait dengan praktik etnozoologi,” ujar Firly Fijrina kepada Nusantaraterkini.co, dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/9/2025).
“Sungai bukan sekadar aliran air, tetapi nadi kehidupan yang menyatukan manusia, flora, dan fauna,” imbuh Firly.
Kata Firly, riset ini dilakukan oleh empat mahasiswa lintas disiplin, yakni Riri Putri Siwi dan Firly Fijrina (Pendidikan Antropologi 2022), Mega Utami (Biologi 2022), serta Prilly Rismawany (Pendidikan Kimia 2022).
Mereka dibimbing oleh dosen pendamping Zanrison Naibaho, M.Si, melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2025 bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kolaboratif antara antropologi, biologi, dan kimia. Salah satu fokusnya adalah pemanfaatan ekoenzim sebagai solusi ramah lingkungan untuk memperbaiki kualitas air sungai.
Tim menilai riset ini relevan dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke-6 tentang air bersih dan sanitasi layak, serta sesuai dengan tema PKM ke-8 yaitu pelestarian lingkungan dan mitigasi bencana.
“Kami ingin memperkuat nilai kearifan lokal dalam pengelolaan sungai yang berkelanjutan,” ujar Riri Putri, mahasiswa lainnya.
Hasil penelitian diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya konservasi lingkungan serta menjadi model revitalisasi sungai berbasis budaya dan teknologi ramah lingkungan yang bisa diterapkan di wilayah lain.
(Cw7/Nusantaraterkini.co)