Nusantaraterkini.co, JAKARTA - Ketua DPP Partai NasDem, Irma Suryani Chaniago, menyoroti narasi-narasi yang kerap didengungkan oleh para akademisi dengan memojokkan bahkan menjelek-jelekan seorang tokoh bangsa. Ia mengambil contoh, adanya narasi yang sering menjelek-jelekan Presiden ke 7 RI Joko Widodo (Jokowi).
“Sebagai akademisi, saya selalu bilang, coba lah sebagai akademisi itu bicara dengan diksi-diksi, narasi-narasi positif. Kalau kritik tidak masalah bagi saya,” katanya di akun instagramnya, Sabtu (28/12/2024).
Seorang akademisi yang menjadi panutan masyarakat, kata Irma, seharusnya memberikan contoh yang baik. Bukan justru mengajarkan kepentingan-kepentingan politik yang di implementasikan dengan menjelek-jelekkan seseorang.
“Bagaimana anak bangsa ini ke depan bisa menghargai orangtua, para tokoh-tokoh bangsa, kalau selalu dicekoki kepentingan-kepentingan politik yang kemudian diamplifikasi untuk menjelek-jelekan seseorang?,” tanya Irma.
“Akademisi seharusnya fair, harusnya clear, independent, bukan berpihak, bukan justru underestimate yang selalu dikedepankan,” sambung anggota Komisi IX DPR ini.
Legislator dari daerah pemilihan Sumatera Selatan ini menambahkan, masyarakat sudah pintar dalam berpolitik. Alhasil, masyarakat sudah bisa membaca dan tidak bisa dibohongi oleh narasi-narasi palsu yang dilontarkan oleh akademisi demi kepentingan politik semata.
“Orang bisa baca kok, masyarakat bisa tahu. Oh akademisi ini, akademisinya partai itu. Masyarakat sudah tidak bisa dibohongin dengan title bahwa dia seorang akademisi. Karena narasi-narasi yang keluar dari mulutnya, dari statementnya, masyarakat sudah bisa menilai bahwa ini oh dari sini,” pungkasnya.
(cw1/Nusantaraterkini.co)