Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Soal Tunggakan Pembiayaan MBG, Komisi IX Pastikan Bukan Kesalahan BGN

Editor:  Rozie Winata
Reporter: Luki Setiawan
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Anggota Komisi IX DPR Zainul Munasichin. (Foto: dok DPR)

Nusantaraterkini.co, JAKARTA - Polemik tunggakan pembayaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) antara penyedia katering dan yayasan pengelola di Kalibata, Jakarta Selatan menarik perhatian banyak kalangan.

Anggota Komisi IX DPR Zainul Munasichin menilai jika tunggakan tersebut bukan disebabkan oleh kelalaian Badan Gizi Nasional (BGN).

“Ini saya tidak sedang membela BGN ya, ini pandangan obyektif saya ya. Khusus kasus SPPG di Kalibata itu, yang trouble yayasannya. BGN sudah menunaikan kewajibannya membayar kebutuhan MBG ke yayasan sesuai ketentuan yang ada. Tapi yayasan tidak membayarkan ke mitranya,” katanya, Jumat (18/4/2025).

Baca Juga: MPR: Prabowo Ingin Indonesia jadi Bangsa Kuat dan Sehat Melalui Program MBG

Zainul menjelaskan, kolaborasi BGN dengan yayasan sebagai SPPG telah berjalan sesuai prosedur. Namun, dugaan sementara, yayasan mengalami keterbatasan modal atau infrastruktur sehingga melibatkan pihak ketiga.  

“BGN hanya bermitra dengan yayasan. Persoalan terjadi ketika yayasan gagal memenuhi kewajiban ke penyedia layanan. Ini harus jadi pembelajaran bersama,” ujarnya.

Zainul meminta tiga pengawas di setiap SPPG yakni ahli keuangan, manajer dapur, dan ahli gizi lebih proaktif. Di antaranya untuk memantau hubungan yayasan dengan supplier serta melaporkan indikasi keterlambatan pembayaran ke BGN sebelum tunggakan menumpuk.  

“Mereka (tiga orang pengawas) ini tiap hari berkantor di SPPG, pelaku dalam proses MBG di dapur, harusnya segera melapor ke BGN ketika misalnya terjadi penumpukan tunggakan dari Yayasan ke mitranya,” tambahnya.

Baca Juga: Pengamat: Program MBG dan Program Tiga Juta Rumah Belum Bisa Jadi Tumpuan Pertumbuhan Ekonomi

Terlepas dari berbagai tantangan yang ada, lanjut Zainul program MBG telah menunjukkan progres positif. Di antaranya lebih dari 1.000 dapur telah beroperasi dan lebih 3 juta penerima manfaat.  

“Ini progres menggembirakan dari salah satu program unggulan pemerintah,” pungkasnya.

(cw1/Nusantaraterkini.co)