Nusantaraterkini.co, SAMOSIR - Kebakaran hutan dan lahan(karhutla) yang terjadi di Kabupaten Samosir, ternyata dianggap hal biasa bagi warga.
Di mana warga Samosir menganggap sebagai agenda tahunan ketika musim kemarau.
BACA JUGA: Kordinator Aksi Tutup TPL: Perjuangan Menyuarakan Tutup TPL tak akan Berhenti
Kejadian kebakaran kembali terjadi tadi malam, kobaran api kencang membakar hutan dan lahan berdekatan dengan warung warga tidak hanya hutan yang terbakar tetapi barang-barang warga juga ikut hangus tidak dapat di selamatkan.
Lokasi kebakaran berdekatan dengan area Objek Wisata Menara Pandang Tele, Turpuk Limbong, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir (20/7/2025).
Peristiwa kebakaran hutan merupakan hal yang tak sepatutnya menormalisasikan karena dampak kebakaran sangat besar mulai dari rusak nya ekosistem, satwa liar, vegetasi, bencana alam dan keberlanjutan kehidupan bahwa hutan merupakan penyangga kehidupan.
Nyatanya dilapangan, tak jarang masyarakat bahkan Ketua DPRD Samosir menganggap kebakaran hutan merupakan hal biasa, kebakaran dianggap akan selalu terjadi ketika musim kemarau.
Nampaknya kesadaran akan menjaga kelestarian alam sebagai bagian dari kehidupan, yang sepatutnya berdampingan kini dianggap agenda tahunan yang tidak perlu melakukan pencegahan dan pengawasan.
Begitu lemah nya kesadaran masyarakat terkait seberapa pentingnya alam harus di jaga, edukasi juga sangat minim dan pengawasan hutan Samosir yang jauh dari kata diawasi.
BACA JUGA: Puluhan Rumah Ludes Terbakar di Putri Hijau Medan, Lurah Kesawan: Penyebab Masih Dalam Penyelidikan
Salah satu warga inisial KL Sitanggang, mengatakan bahwa kebakaran di Samosir hal biasa dan menjadi agenda tahunan.
"Kebakaran hutan di Samosir merupakan hal biasa, setiap tahun di musim kemarau akan selalu kebakaran dan hal tersebut sudah biasa tak ada perlu dikhawatirkan karena memang musim kemarau angin kencang, hutan dan lahan kering jadi sangat mudah terbakar," ujarnya.
(jas/Nusantaraterkini.co)