Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

IHSG Bertengger di Zona Merah Melemah  56,247 Poin ke Level 7.268,542 di Perdagangan Senin (16/12/2024) Pagi Ini

Editor:  Wiwin
Reporter: wiwin
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
pelemahan IHSG disokong hampir seluruh indeks sektoral. Indeks dengan pelemahan terdalam dicetak IDX Sektor Barang Baku yang melemah 1,35% di pagi ini. (sumber foto: kontan)

Nusantaraterkini.co, Jakarta - Pada awal perdagangan hari ini. Senin (16/12/2024) pukul 9.09 WIB Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah  56,247 poin atau 0,77% ke level 7.268,542 di pasar spot.

BACA: Analis Pasar: Pergerakan IHSG Cenderung Wait And See di Tengah Dinamika Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Diperdagangan hari ini, pelemahan IHSG disokong hampir seluruh indeks sektoral. Indeks dengan pelemahan terdalam dicetak IDX Sektor Barang Baku yang melemah 1,35% di pagi ini. 

Kemudian, IDX Sektor Properti dan Real Esate, IDX Sektor Energi, IDX Sektor Barang Konsumen Non-Primer dan IDX Sektor Perindustrian.

BACA: IHSG Berakhir di Zona Merah Turun 0,82% ke Level 7.403,56 di Perdagangan Sesi I Siang Ini

Di sisi lain, IDX Sektor Transportasi dan Logistik, IDX Sektor Infrastruktur, IDX Sektor Kesehatan, IDX Sektor Barang Konsumen Primer dan IDX Sektor Teknologi.

Sementara itu, IDX Sektor Keuangan menjadi satu-satunya sektor yang menguat pada perdagangan pagi ini, setelah menguat 0,97%.  

BACA: IHSG Terjatuh di Zona Merah Turun 27,09 Poin ke Level 7.367,15 di Akhir Perdagangan Sesi I Siang Ini

Top losers LQ45 pagi ini adalah:

PT Astra International Tbk (ASII) turun 2,44%
PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) turun 2,44%
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) turun 2,36%

BACA: IHSG Terperosok ke Zona Merah Turun 0,33% ke Level 7.440 di Awal Perdagangan Kamis (12/12/2024)

Top gainers LQ45 pagi ini terdiri dari:

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) naik 1,32%
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) naik 0,78%
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 0,24%

ndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot di pekan lalu. Pada awal pekan ini, Senin (16/12), IHSG diperkirakan masih akan berlanjut melemah karena pasar masih menantikan hasil rapat The Fed terkait kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS).

IHSG tercatat melemah 69,44 poin atau 0,94% ke 7.324,78 di akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (13/12). Selama sepekan, IHSG juga sudah turun 0,79%.

Aliran dana asing juga tercatat keluar sebesar Rp 1,48 triliun di seluruh pasar dan Rp 225,27 miliar pada pasar reguler selama sepekan terakhir.

Head of Research Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan melihat, rally penguatan indeks-indeks Wall Street berakhir di pekan lalu. 

Pelemahan tersebut terindikasi dipicu oleh kecenderungan “cash is king” seiring penguatan indeks dolar Amerika Serikat (AS) menyusul pemangkasan suku bunga European Central Bank (ECB) dan bank sentral Swiss pada pekan lalu. 

Pasar nampaknya menantikan keputusan The Fed dalam FOMC 18 Desember 2024 sebagai katalis atau validasi untuk melakukan window dressing di pekan terakhir 2024. 

“Sebelum FOMC tersebut, terdapat potensi rotasi obligasi, menyusul kenaikan U.S. 10-year bond yield ke atas 4,4% di Jumat (13/12),” ujar Valdy dalam riset terbaru.

Kondisi di atas berpotensi kembali menekan IHSG, khususnya di awal pekan ini. Potensi keluarnya aliran dana asing alias capital outflow diperkirakan cukup kuat di awal pekan. 

Akan tetapi, sentimen kemungkinan berbalik pasca pengumuman hasil FOMC pada 18 Desember. Nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif di kisaran Rp16,000/USD pada pekan ini. 

“Data kinerja ekspor-impor Indonesia diperkirakan tidak akan berpengaruh signifikan, mengingat pertumbuhan nilai ekspor di November 2024 diperkirakan melambat dibanding Oktober,” tuturnya.

Valdy pun melihat, IHSG akan bergerak di level support 7.280 dan resistance di 7.430, dengan pivot di 7.350.

Sentimen pergerakan IHSG di awal pekan juga akan dipengaruhi oleh respon pasar terhadap data ekonomi China, di antaranya harga properti, investasi aset tetap, produksi industri, penjualan ritel, dan tingkat pengangguran. 

“Data investasi aset tetap China diperkirakan bakal melanjutkan pemulihan mengantisipasi potensi peningkatan permintaan ditopang rencana stimulus ekonomi di tahun 2025,” paparnya. 

Valdy pun menyarankan investor untuk memperhatikan saham MIDI, MYOR , ICBP, DOID, ARTO, dan ADRO pada awal pekan ini.