Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Cerita Kadus Desa Selamat Sibiru-Biru soal Penyerangan TNI, Awalnya Sempat Dikira Aksi Geng Motor

Editor:  Rozie Winata
Reporter: Junaidin Zai
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Kepala Dusun III, Desa Selamat Binawanti saat diwawancarai, Senin (11/11/2024). (Foto: Junaidin Zai/Nusantaraterkini.co)

Nusantaraterkini.co, MEDAN - Seorang pria paruh baya, bernama Raden Barus (61), menjadi korban penganiyaan prajurit TNI dari Batalyon Artileri Medan (Armed) 2/105 Kilap Sumangan.

Diketahui, akibat penganiayaan itu, Raden dinyatakan tewas, pada Jumat (9/11/2024) malam.

Peristiwa tersebut terjadi saat sejumlah prajurit Armed menyerang warga Desa Selamat, Kabupaten Deliserdang.

Kepala Dusun III, Desa Selamat, Kecamatan Siburu-buru, Binawanti mengatakan, kejadian tersebut berlangsung sekitar pukul 21.30 WIB.

Dia mengatakan, sebelum mengetahui tragedi mencekam itu ulah TNI, ia mendapati informasi jika kejadiannya bermula karena aksi geng motor.

“Awalnya, saya kira itu aksi geng motor. Namun, setelah di cek lagi, ternyata prajurit TNI,” ucapnya saat diwawancarai, Senin (11/11/2024).

Menurut dia, tindak para prajurit TNI tersebut kata Binawanti sangat brutal.

“Mereka tak pandang bulu, semua laki-laki desa yang dijumpai, dihajar,” jelasnya.

Kemudian, Binawanti menjelaskan kronologi tewasnya Raden. Ia berkata mendapati informasi tersebut dari beberapa warga.

“Mulanya, bapak (Raden) mendengar ada keributan, Raden khawatir jika keributan itu melibatkan cucunya,” jelasnya.

Nahas, saat tiba di sumber keributan, Raden justru dianiaya. Tak hanya itu, katanya, seorang warga yang mencoba menolong Raden juga mengalami penganiayaan.

“Belum lagi sampai ke tempat itu, bapak (Raden) langsung dipukuli oleh mereka (TNI),” pungkasnya.

Sebelumnya, Pangdam I/BB Letjen Mochammad Hasan menjamin peristiwa penyerangan oleh oknum TNI ke warga Desa Selamat, Deliserdang, tidak akan terulang kembali. 

Hal ini dikatakannya saat menghadiri proses pemakaman Raden Barus (60) warga yang tewas saat penyerangan yang dilakukan oleh sejumlah oknum TNI, Senin (11/11/2024).

"Saya minta maaf atas insiden ini. Kepergian korban tentunya meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga. Saya Letnan Jenderal TNI Mochammad Hasan Pangdam I/BB menyampaikan permohonan maaf sedalam-dalamnya atas peristiwa yang terjadi," ungkapnya.

Hasan pun mengatakan bersedia menukar nyawanya dengan nyawa korban, jika memang itu diperlukan.

"Sekali lagi atas nama keluarga besar Kodam I/BB, kami memohon maaf sebesar-besarnya, kalau pun saya harus menggantikan almarhum, saya siap untuk menggantikan sekarang, saya ikhlas, kepergian almarhum meninggalkan duka kepada keluarga," jelasnya.

Hasan memastikan pihaknya akan memproses para anggota TNI yang terlibat dalam penyerangan itu.

Terhadap korban luka-luka yang tengah dirawat di RS Putri Hijau, Hasan memastikan akan mendapatkan perawatan yang baik.

"Anak-anak kita yang masih dalam perawatan di tempat kami, kami memastikan akan ditangani sebaik-baiknya," kata Hasan.

(Cw7/Nusantaraterkini.co)