Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

TPU Simalingkar Jadi Saksi Banyaknya Korban Virus Corona di Medan pada Tahun 2020

Editor:  Fadli Tara
Reporter: Bagus Kurniawan
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
TPU Simalingkar Jadi Saksi Banyaknya Korban Virus Corona di Medan pada Tahun 2020

Nusantaraterkini.co, Medan - Terlihat Jalan tanah bebatuan, sekitar 500 meter dari Kebun Binatang Simalingkar. Tak jauh dari sana, tampak sebuah gapura bertuliskan Taman Makam Muslim.

Meskipun saat ini tak hanya diperuntukkan bagi masyarakat muslim saja, bisa untuk agama lain juga yang pada saat itu menjadi korban virus Covid-19.

BACA JUGA: Panggung Gembira Sukses, Penampilan Para Siswa Memukau Penonton

Dari amatan nusantaraterkini.co, pada pukul 17.30 wib ketika melewati gapura, terlihat seperti lembah dan bebukitan yang dikelilingi ladang dan pepohonan sawit, terasa dingin dan sejuk.

Seperti diketahui lokasi pemakaman ini, menjadi saksi tempat keganasan Covid pada Tahun 2020, dimana lokasi ini menyediakan lahan untuk mengebumikan khusus pasien Corona Virus Disease (COVID-19) yang meninggal dunia.

Penyediaan lahan ini dilakukan dahulu pada Tahun 2020 sebagai antisipasi apabila terjadinya penolakan dari warga atas jenazah positif COVID-19 yang hendak dimakamkan di pemakaman umum.

Kurniawan (26), salah satu anak dari ibu korban keganasan Covid-19, mengatakan bahwa ibunya dikuburkan ditempat tersebut.

"Tempat ini jadi saksi keganasan Covid-19, sudah lima tahun berlalu, dan pada saat itu ibu saya dikuburkan disini pada pukul 03.00 dini hari, dan pada saat itu saya masih terisolasi dengan rumah sakit yang sama" ucapnya saat ditemui di TPU Simalingkar B, pada Minggu (22/6/2025). 

Ia menambahkan bahwa pada Tahun 2020, pemakaman tersebut bertambah terus hingga memenuhi semua lahan.

"Pada saat itu Tahun 2020 setelah ibu saya dimakamkan disitu, setiap hari nambah terus, karena pada saat itu saya rutin beberapa hari sekali mengunjungi, karena saya merasa kehilangan sekali, saya tidak menyangka ia menjadi korban Covid-19 dan saya pun juga terkena," jelasnya sambil mengeluarkan air mata.

Ia mengatakan bahwa ibunya harus dibungkus hingga berkali-kali alasan tidak tersebar virus Covid-19 tersebut.

BACA JUGA: Marsada Band Semarakkan Samosir Band Festival dengan Meriah

"Kami sama-sama diisolasi bersama di Rumah Sakit yang sama, kami berjanji akan keluar sama-sama namun Tuhan berkata lain, dia mungkin tidak sanggup lagi, dan saya bersyukur bisa lakukan fardhu kifayah, namun saya sedikit sedih karena harus dibungkus beberapa kali hingga dipeti," tuturnya sambil mengusap air mata.

Pemakaman Covid-19 ini terletak di kawasan Simalingkar B, Medan Tuntungan, Sumatra Utara. Makam-makam di sana ukurannya lebih besar dan panjang dari makam pada umumnya. Karena semua jenazah harus dimasukkan ke dalam peti dan dibungkus plastik untuk menghindari menyebarnya virus.

(Cw2/Nusantaraterkini.co)