Sri Mulyani: Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Terjaga Bahkan Menguat 1,11 Persen
Nusantaraterkini.co, JAKARTA - Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan stabilitas nilai tukar rupiah terjaga, bahkan menguat sebesar 1,11 persen.
“Stabilitas nilai tukar rupiah terjaga, sejalan dengan konsistensi kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia dan kerjasama bersama pemerintah,” katanya pada konferensi pers di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (30/1/2024).
Dia menjelaskan, nilai tukar rupiah pada pada akhir Desember 2023 disebutkannya secara point-to-point menguat 1,11 persen dibandingkan akhir tahun sebelumnya.
“Ini berarti apresiasi rupiah hingga akhir 2023 lebih baik dibandingkan penguatan beberapa mata uang di ASEAN seperti Bath Thailand yang menguat 0,76 persen dan dan Peso Filipina yang menguat 0,62 persen,” ungkapnya.
Penguatan rupiah dituturkannya didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan kembali masuknya aliran modal.
“Capital inflow, baik kepada saham maupun surat berharga, sejalan dengan tetap menariknya imbal hasil aset keuangan domestik, dan juga karena kinerja serta prospek perekonomian Indonesia yang positif,” tuturnya.
Ke depannya, nilai tukar rupiah akan tetap stabil dengan kecenderungan menguat. Menurutnya ini didukung oleh meredanya tekanan penguatan dolar Amerika Serikat.
Hal ini disebutkannya berdampak positif pada perkembangan nilai tukar rupiah, karena akan didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia serta penguatan strategi, operasi moneter.
“Dalam hal ini pemerintah akan terus bekerja sama dengan Bank Indonesia secara koordinatif di dalam pelaksanaannya,” tandasnya.
Diketahui, pada kesempatan yang sama, Sri Mulyani juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 sebesar 5 persen, sedangkan pada 2024 sebesar 5,2 persen.
(mr6/nusantaraterkini.co)