Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Sampah Berserakan di Kota Binjai, Minimnya Bak Sampah Jadi Penyebab Utama

Editor:  hendra
Reporter: DRA
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Sampah Berserakan di Kota Binjai, Minimnya Bak Sampah Jadi Penyebab Utama. (Foto: Hendra/nusantaraterkini.co).

nusantaraterkini.co, BINJAI - Sampah kini menjadi masalah serius di Kota Binjai. Hampir disetiap sudut kota terlihat sampah berserakan di pinggir jalan. Kurangnya jumlah bak sampah menjadi penyebab utama ketidakdisiplinan warga dalam membuang sampah pada tempatnya.  

Di sepanjang jalan dan lingkungan permukiman, tumpukan sampah semakin memperburuk pemandangan kota. Kawasan padat penduduk seperti Kelurahan Jati Utomo, Kecamatan Binjai Utara, serta area sekitar pasar dan pusat perbelanjaan menjadi titik rawan masalah ini. Bahkan, taman kota dan tempat umum lainnya juga tidak luput dari tumpukan sampah.  

Kanya (23), salah satu warga Kelurahan Jati Utomo, mengeluhkan tidak adanya bak sampah di area tempat tinggalnya. 

"Selama saya tinggal di sini, belum ada satu pun bak sampah yang disediakan. Mungkin inilah alasan mengapa sampah berserakan di pinggir jalan," ujarnya. 

Ia berharap pemerintah kota segera menyediakan bak sampah di daerahnya dan seluruh sudut Kota Binjai.  

Salah satu faktor utama masalah ini adalah minimnya jumlah bak sampah yang tersebar di berbagai titik strategis. Banyak wilayah yang sama sekali tidak memiliki fasilitas ini, sehingga warga memilih membuang sampah sembarangan. 

Selain itu, rendahnya kesadaran sebagian masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan turut memperparah kondisi ini.  

Pemerintah Kota Binjai melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sebenarnya telah berencana menambah jumlah bak sampah, terutama di kawasan padat penduduk dan pusat keramaian. Namun, rencana ini terkendala beberapa masalah.  

Adi, Kepala Tim Angkutan Sampah DLH Kota Binjai, menjelaskan bahwa pihaknya telah mencoba menempatkan bak sampah di beberapa lokasi seperti Perumahan Berngam, Payaroba, dan Rumah Sakit Tentara. Namun, seringkali pintu bak sampah tersebut hilang. 

Andi mengatakan mengapa di area Tandem tidak ada bak sampah. "Kalau kita menaruh bak sampah di sana, siapa yang akan bertanggung jawab jika bak sampah itu hilang?" ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa pintu bak sampah seringkali hilang, bahkan baru-baru ini, pintu bak sampah kembali dicuri. 

"Di daerah Percukaian, Binjai Utara, pintu bak sampah hilang. Jika ada pihak seperti lurah atau kepling yang mau bertanggung jawab menjaganya, pasti kami akan menaruh bak sampah di sana," jelas Andi.  

Ia juga menambahkan bahwa area seperti Pasar Tavip dan Pasar Kebun Lada sebenarnya menjadi tanggung jawab Dinas Pasar, bukan DLH. Selain itu, warga sering keberatan jika bak sampah ditempatkan di dekat rumah mereka. 

"Masyarakat komplain karena bau. Mereka minta dipindahkan ke tempat lain," jelas Adi.  

Adi menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi masalah sampah di Kota Binjai.

"Masyarakat dan DLH harus bekerja sama. Kalau Kota Binjai ingin bersih dari sampah, semua pihak harus bertanggung jawab," tegasnya.  

Ia juga menyarankan warga untuk menaruh sampah di depan rumah masing-masing karena DLH telah menyediakan armada pengangkut sampah. Namun, ada biaya distribusi yang perlu ditanggung warga. 

Sayangnya, tingkat kesadaran masyarakat Kota Binjai dalam menjaga kebersihan masih tergolong rendah. Adi berharap warga lebih peduli terhadap lingkungan dan tidak hanya mengandalkan pemerintah.

"Kota Binjai bisa bersih jika semua pihak bersinergi. Tapi, semuanya tergantung pada tanggung jawab bersama," pungkasnya.

(Dra/nusantaraterkini.co).

Advertising

Iklan