Nusantaraterkini.co, Jakarta - Pemimpin umat Katolik sedunia itu menutup mata selama-lamanya dalam usia 88 tahun, Senin (21/4/2025) pagi waktu setempat atau sehari setelah perayaan Hari Paskah.
Paus Fransiskus meninggal dunia setelah berjuang melawan Pneumonia. Duka mendalam pun dirasakan seluruh masyarakat di dunia, terutama di Italia.
BACA: Paus Fransiskus Wafat, Prabowo: Dunia Kembali Kehilangan Sosok Panutan
Lonceng berbunyi di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, mengumumkan wafatnya Paus Fransiskus pada Senin (21/04).
Kerumunan ratusan ribu orang tampak terdiam—suasananya dipenuhi dengan kesedihan yang tak terperi.
BBC berbicara dengan sejumlah orang dari berbagai negara, termasuk India, Afrika Selatan, Denmark, yang berkumpul di lapangan Santo Petrus.
Kepada BBC, semuanya mengatakan bahwa hal yang paling mereka rindukan dari Paus adalah upayanya untuk menjadikan Gereja Katolik lebih inklusif.
Kardinal Kevin Joseph Farrell mengumumkan wafatnya Paus Fransiskus "dengan kesedihan yang mendalam" pada Senin (21/04).
"Pada pukul 07.35 pagi ini (waktu setempat), Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya," ujar Kardinal Farrell.
"Dia mengajarkan kita untuk menghayati nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan cinta universal, terutama bagi mereka yang paling miskin dan terpinggirkan," lanjutnya.
Farrell menambahkan: "Dengan rasa syukur yang tak terhingga atas teladannya sebagai murid sejati Tuhan Yesus, kami mempercayakan jiwa Paus Fransiskus kepada cinta kasih belas kasihan tak terbatas."
Dalam bulan-bulan terakhir hidupnya, kondisi kesehatan Paus yang memburuk membuatnya menghabiskan beberapa pekan di rumah sakit.
Pada 14 Februari lalu, pria berusia 88 tahun itu dibawa ke rumah sakit Gemelli di Roma untuk dirawat karena pneumonia di kedua paru-parunya. Dia mengalami kesulitan bernapas selama beberapa hari.
Dia keluar dari rumah sakit pada 23 Maret.
Paus sangat rentan terhadap pneumonia, yang merupakan infeksi paru-paru yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur, setelah menjalani pengangkatan sebagian paru-paru saat masih muda.
Paus Fransiskus lahir di Buenos Aires, ibu kota Argentina, pada 17 Desember 1936, dari orang tua keturunan Italia.
Paus Fransiskus merupakan anak sulung dari lima bersaudara, dengan keluarganya memiliki hubungan yang erat dan sosok neneknya yang berasal dari Italia telah membantu membentuk imannya.
Kakek dan nenek Paus Fransiskus berhasil selamat dari kecelakaan kapal yang mematikan ketika bermigrasi dari Italia ke Argentina.
Ketika berusia 16 tahun, Bergoglio atau Paus Fransiskus mendapatkan pengalaman mendalam selama pengakuan dosa yang meyakinkannya untuk menjadi seorang pastor.
Paus Fransiskus masuk seminari, namun tiga tahun kemudian mulai mendapatkan pelatihan sebagai seorang Jesuit, ordo religius yang terkenal karena karya misionarisnya.
Kemampuan kepemimpinannya pun mulai diakui, dan pada tahun 1973, pada usia 36 tahun, dia diangkat menjadi kepala ordo Jesuit di Argentina -- jabatan yang dipegangnya hingga tahun 1979.
(wiwin/nusantaraterkini.co)