Nusantaraterkini.co, MEDAN - Meski berbeda penyebutan nama organisasi, gerakan Pramuka baik di Indonesia, Malaysia dan Thailand diharapkan dapat menjadi perkumpulan yang menciptakan kekuatan untuk membangun negeri dan bangsa.
Hal ini disampaikan Wakil Walikota Medan sekaligus Wakil Ketua Majelis Pembimbing Kwartir Cabang (Mabicab) Gerakan Pramuka Kota Medan Aulia Rachman saat menerima kedatangan para pengurus Pramuka dari Malaysia dan Thailand di Pendopo Rumah Dinas Walikota, Jalan Sudirman Medan, Jum'at (2/8/2024) malam.
Selain silaturahmi, pertemuan ini juga dirangkaikan dengan penandatanganan MoU dari tiga negara tersebut guna peningkatan peran Pramuka.
"Kami melihat, perkumpulan tiga negara ini adalah suatu kekuatan untuk membangun bangsa dan yang terpenting adalah untuk para generasi kita ke depannya," katanya seperti dilansir dari laman Pemko Medan, Minggu (4/8/2024).
Aulia Rachman menyebutkan, meski di Indonesia disebut Pramuka, Malaysia dikenal sebagai Persekutuan Pengakap dan di Thailand adalah NSOT, gerakan Pramuka akan memiliki tantangan yang sama nantinya. Salah satunya adalah, perubahan pola kebiasaan para generasi saat ini.
"Tentu, kami juga berharap, Pramuka jadi wadah untuk generasi ke depan bagaimana caranya mencintai lingkungan sekitar, antar sesama, saling merangkul, lebih dekat dengan orang-orang di sekelilingnya seperti saudara, teman ataupun tetangga. Artinya, tidak ingin individualis yang tak jarang disebabkan oleh gadget," harapnya.
Terakhir, Aulia menekankan agar gerakan Pramuka menjadi wadah penguatan sumber daya manusia agar lebih baik ke depannya di dalam segala hal.
"Kebersamaan adalah sebuah pondasi yang kuat. Kita tunjukkan pada dunia, agar Asia tidak dipandang lemah," serunya.
Sementara itu, Pj Sekda Kota Medan sekaligus Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Topan Obaja Putra Ginting mengatakan, pertemuan ini lebih dari sekedar silaturahmi, melainkan bagaimana upaya untuk lebih menggiatkan gerakan Pramuka hingga ke seluruh dunia.
"Gerakan Pramuka bukan hanya bicara tentang perkemahan, tali temali atau bagaimana mengenal alam. Tapi, bagaimana kita bisa mengikat diri kita dalam suatu nilai-nilai kemanusiaan, perjuangan terhadap bangsa dan negara kita, termasuk nilai patriotisme dan nasionalisme," imbuhnya.
(zie/Nusantaraterkini.co)