Nusantaraterkini.co, Jakarta - Pada awal perdagangan Rabu (11/6/2025) Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) bergerak stabil terhadap mata uang utama lainnya.
BACA JUGA: Nilai Tukar Rupiah Bergerak Tipis Naik 0,02% di Level Rp 16.271 Per Dolar AS
Stabilitas ini terjadi setelah AS dan China menyepakati kerangka kerja perjanjian dagang, yang dinilai bisa meredakan perang dagang dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
Mengutip Reuters, indeks dolar yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama lainnya hampir tidak berubah dan berada di level 99,068.
Dolar Cenderung Sideways, Yen dan Franc Sedikit Menguat
Di sesi awal perdagangan Asia, dolar AS turun 0,14% terhadap yen Jepang ke 144,770, dan melemah 0,13% terhadap franc Swiss ke level 0,8218.
Sementara itu, euro bergerak datar di level US$ 1,1427, dan yuan offshore China juga nyaris tak bergerak di level 7,1881 per dolar AS.
Kerangka Dagang AS-China Dorong Sentimen Pasar
Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyampaikan bahwa perundingan intensif selama dua hari di London menghasilkan kerangka kerja lanjutan dari kesepakatan gencatan dagang yang dicapai di Jenewa bulan lalu.
Kesepakatan ini mencakup pelonggaran pembatasan ekspor China atas mineral tanah jarang dan magnet, serta penghapusan sebagian larangan ekspor dari pihak AS.
Namun, para analis mengingatkan bahwa implementasi masih sangat bergantung pada faktor politik dan kepercayaan antar pemimpin negara.
"Iblisnya ada di detail. Yang jadi kunci adalah apakah ini cukup untuk membangun kembali kepercayaan antara Presiden Xi dan Trump," ujar Ray Attrill, Kepala Strategi FX di National Australia Bank.
Pasar Tunggu Data Inflasi AS
Meskipun ada perkembangan positif dari sisi perdagangan, pelaku pasar masih mencermati risiko dari kebijakan proteksionis Presiden Trump yang bisa menyebabkan resesi di AS dan menekan pertumbuhan global.
Dolar telah melemah lebih dari 8% sepanjang tahun ini, seiring menurunnya kepercayaan investor terhadap aset-aset AS.
Kini perhatian tertuju pada rilis data inflasi konsumen (CPI) AS pada malam ini yang diperkirakan menunjukkan pengaruh tarif terhadap harga-harga.
Prospek Suku Bunga dan Pergerakan Poundsterling
The Federal Reserve diperkirakan akan menahan suku bunga pekan depan, namun pasar masih memperkirakan adanya dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin hingga akhir tahun.
Dari Inggris, poundsterling naik tipis ke level US$ 1,35, jelang pengumuman rencana belanja publik dari Menteri Keuangan Rachel Reeves.
Namun, mata uang ini sempat tertekan menyusul data tenaga kerja yang menunjukkan pelemahan pasar tenaga kerja Inggris.
(wiwin/nusantaraterkini.co)