Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Kurs Rupiah Kembali Melemah 0,22% di Level Rp 16.037 Per Dolar AS di Perdagangan Selasa (17/12/2024) Pagi Ini

Editor:  Wiwin
Reporter: Redaksi
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Pada awal perdagangan hari ini. Selasa (17/12/2024) hingga pukul 09.00 WIB kurs rupiah kembali melemah di level Rp 16.037 per dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot.(sumoer foto: kompas)

Nusantaraterkini.co, Jakarta - Pada awal perdagangan hari ini. Selasa (17/12/2024) hingga pukul 09.00 WIB kurs rupiah kembali melemah di level Rp 16.037 per dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot.

Ternyata, hal ini membuat kurs rupiah melemah 0,22% dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya yang berada di Rp 16.002 per dolar AS. Ini membuat rupiah menjadi mata uangd dengan pelemahan terdalam di Asia.

BACA: Kurs Rupiah Terus Melemah Dibuka di Level Rp16.023 Per Dolar AS di Perdagangan Senin (16/12/2924) Pagi Ini

Diperdagangan pagi ini, pergerakan mata uang di Asia bervariasi. Di mana, peso Filipina berada sau tingkat lebih baik dari rupiah setelah koreksi 0,18%.

Berikutnya, yuan China yang tergelincir 0,02% dan dolar Hongkong yang melemah tipis 0,004% terhadap the greenback.

BACA: Kurs Rupiah Tembus ke Atas Level Rp16.000 Per Dolar AS Malah Sempat Menyentuh Rp16.020 Per Dolar AS Siang Ini

Selain itu, won Korea Selatan menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah melesat 0,16%.

Di sisi lain, ada ringgit Malaysia yang terkerek 0,12% dan dolar Singapura yang terangkat 0,04%. Disusul, yen Jepang yang menanjak 0,03%.

BACA: Kurs Rupiah Masih Tertekan Siang Ini Terduduk di Level Rp5.941 Per Dolar AS

Lalu, ada dolar Taiwan dan baht Thailand yang sama-sama menguat tipis 0,012% di pagi ini.

Sebelumnya, kurs rupiah diproyeksi bergerak tipis dengan kecenderungan menguat pada hari ini. Sekedar mengingatkan, rupiah berhasil menguat tipis di awal pekan karena ditopang data ekonomi dalam negeri. 

BACA: Kurs Rupiah Semakin Dalam di Hari Keempat Berturut-turut Bersandar di Level Rp15.939 Per Dolar AS

Sementara diperdagangan Senin (16/12) kemarin, Kurs rupiah ditutup di level Rp 16.002 per dolar Amerika Serikat (AS), menguat tipis 0,04% dari penutupan Jumat (13/12). Sementara rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) melemah sebesar 0,20% ke Rp 16.019 per dolar AS. 

Menanggapi  tersebut, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, kekhawatiran terhadap arah pemulihan ekonomi China terus berlanjut membuat sebagian besar mata uang Asia, termasuk rupiah melemah. 

"Namun demikian, pelemahan rupiah tertahan pada sesi kedua setelah rilis data neraca perdagangan Indonesia bulan November 2024," kata Josua kepada KONTAN, Senin (16/12).

Ia bilang, surplus neraca dagang Indonesia meningkat dari sebelumnya US$ 2,48 miliar menjadi US$ 4,42 miliar. Peningkatan tersebut kemudian mendorong pengangkatan keyakinan atas fundamental ekonomi Indonesia. 

Selain itu, Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menambahkan, data surplus perdagangan Indonesia tersebut menunjukkan pertumbuhan ekspor yang lebih besar dari perkiraan. 

Tetapi di sisi lain, data ekonomi China yakni penjualan ritel menunjukkan hasil yang lebih lemah."Hal tersebutlah yang menahan penguatan rupiah yang lebih besar," kata Lukman.

Untuk hari ini (17/12), Lukman memprediksi, rupiah belum bisa lepas dari tekanan dolar AS yang kuat sebab menurunnya prospek pemangkasan suku bunga The Fed di tahun depan dari 100 bps menjadi 75 bps.

Oleh sebab itu, ia memperkirakan rupiah berada dalam kisaran Rp 15.950 sampai Rp 16.050 per dolar AS.

Sementara, Josua memperkirakan rupiah menguat, sejalan dengan rilis data awal dari PMI AS yang diperkirakan mengalami penurunan. Josua pun memperkirakan rupiah rupiah diperkirakan bergerak dalam rentang Rp 15.950 sampai Rp 16.050 per dolar AS.

Advertising

Iklan