Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Kurs Rupiah Terus Melemah Dibuka di Level Rp16.023 Per Dolar AS di Perdagangan Senin (16/12/2924) Pagi Ini

Editor:  Wiwin
Reporter: wiwin
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
kurs rupiah melemah 0,09% dibandingkan dengan penutupan Jumat (13/12) yang berada di Rp 16.009 per dolar AS. Pergerakan kurs rupiah sejalan dengan mayoritas mata uang di Asia.(sumber foto: Antara)

Nusantaraterkini.co, Jakarta - Pada awal perdagangan hari ini. Senin (16/12/2924) hingga pukul 09.00 WIB Kurs rupiah terus melemah dibuka di level Rp 16.023 per dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot.

BACA: Kurs Rupiah Tembus ke Atas Level Rp16.000 Per Dolar AS Malah Sempat Menyentuh Rp16.020 Per Dolar AS Siang Ini

Ternyata, hal ini membuat kurs rupiah melemah 0,09% dibandingkan dengan penutupan Jumat (13/12) yang berada di Rp 16.009 per dolar AS. Pergerakan kurs rupiah sejalan dengan mayoritas mata uang di Asia.

Dipergadangan pagi ini, mata uang peso Filipina menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia setelah anjlok 0,37%. Disusul, yen Jepang yang ambles 0,14%.

BACA: Kurs Rupiah Masih Tertekan Siang Ini Terduduk di Level Rp5.941 Per Dolar AS

Kemudian, won Korea Selatan yang tertekan 0,11%. Lalu ada baht Thailand dan ringgit Malaysia yang sama-sama tergelincir 0,05%.

Berikutnya, dolar Taiwan yang turun 0,03% dan yuan China yang melemah tipis 0,029% terhadap the greenback.

BACA: Kurs Rupiah Semakin Dalam di Hari Keempat Berturut-turut Bersandar di Level Rp15.939 Per Dolar AS

Sementara itu, dolar Singapura menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah naik 0,015%.

Kemudian ada dolar Hongkong yang terlihat menguat tipis 0,01% pada perdagangan pagi ini.

Rupiah diperkirakan melanjutkan pelemahan pada awal pekan ini. Kebijakan terkait suku bunga hingga ekonomi dalam negeri dinilai menjadi pemicunya.

BACA: Kurs Rupiah Loyo Lagi Bertengger di Level Rp 15.896 Per Dolar AS di Awal Perdagangan Rabu (11/12/2024)

Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup di level terburuk sejak 7 Agustus 2024 di posisi Rp 16.009 per per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (13/12). Rupiah melemah 0,4% dibanding penutupan hari sebelumnya di Rp 15.945 per dolar AS.

Menanggapi hal tersebut, Analis Doo Financianl Futures, Lukman Leong mengatakan, rupiah melemah disebabkan oleh penguatan dolar AS terhadap mata uang utama dunia seperti Yen, EUR, CHF, GBP. Yen melemah oleh menurunnya harapan Bank of Japan (BoJ) akan menaikkan suku bunga minggu depan.

EUR oleh pemangkasan suku bunga 25bps dan CHF 50bps. GBP pun melemah oleh data PDB yang lebih lemah atau kontraksi dua bulan berturut.

"Jadi indeks dolar AS terus naik," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (15/12).

Untuk pekan ini, Lukman memperkirakan, rupiah masih akan tertekan terhadap dolar AS. Apalagi pekan ini investor masih akan menghadapi dua even penting AS yaitu FOMC dan inflasi PCE AS.

Sedangkan untuk hari ini (16/12), akan dirilis data penjualan ritel China yang diperkirakan masih lemah. "Walau demikian, BI diperkirakan masih akan mengintervensi apabila rupiah melemah terlalu besar," katanya.

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menambahkan bahwa tekanan rupiah efek dampak kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% yang diproyeksikan mulai berlaku pada 2025.

"Kebijakan tersebut berpotensi menambah penerimaan negara hingga Rp 75 triliun, tetapi efeknya terhadap ekonomi makro tidak dapat diabaikan," katanya.

Resiko terhadap inflasi dan daya beli masyarakat harus diwaspadai. Sebagai contoh, pada 2022 ketika PPN naik menjadi 11%, inflasi meningkat hingga 0,95% dalam satu bulan, sehingga dampak serupa bisa terjadi, bahkan lebih besar.

Dus, Ibrahim memproyeksikan rupiah akan ditutup melemah di rentang Rp 15.090 - Rp 16.070 per dolar AS. Lalu Lukman di kisaran Rp 15.950 - Rp 16.100 per dolar AS pada hari ini (16/12).

Advertising

Iklan