NUSANTARATERKINI.CO, MEDAN - Rasa tanggung jawab sosial menjadi pemantik Tom Sinaga, untuk mencari cara mengolah ribuan sampah plastik yang kerap menjadi masalah di lingkungan sekitarnya.
Berbagai furniture berbahan dasar plastik akhirnya bisa dihasilkannya, dengan mesin buatan anak negeri yang ia miliki, di Ecofriendly Board Belawan.
Dari hasil olahannya tersebut, Tom bisa menyelamatkan Ratusan Ton sampah disetiap harinya.
Berbagai furniture yang dihasilkan mulai dari meja, kursi, lampu taman, papan jalan, kreasi nampan, jam dinding, dan lain sebagainya.
"Berangkat dari isu sampah yang ramai di lingkungan sekitar saya, jadi berupaya untuk mengolahnya menjadi barang yang lebih berguna," ujar Tom Sinaga.
Tom bercerita, upaya menyelamatkan bumi dari sampah plastik melihat dari banjir Rob yang sering terjadi di Belawan.
Banjir rob yang di titik tertentu bisa mencapai ketinggian setinggi pinggang orang dewasa tersebut ketika surut akan membawa ribuan sampah plastik berlabuh di Belawan.
"Saya melihat ini sangat miris, jadi kita mencoba untuk mencari tahu apa sih solusinya, saya ngobrol dengan teman-teman, coba buat mesin recycle, dan kita juga sudah megang konsep, maka kita berani mencoba mendaur ulang sampah menjadi papan dan balok-balok sebagai komoditas furniture," kata Tom.
Sampah plastik yang diolah Tom, berasal dari berbagai sektor, baik itu dari usaha pengiriman barang yang dimilikinya, masyarakat sekitar juga instansi pemerintahan di Belawan.
Setelah dikumpulkan, maka sampah plastik tersebut akan diolah, mulai dari dibersihkan, lalu dicacah untuk plastik yang bertekstur kasar.
"Setelah itu kami masukkan ke dalam mesin untuk kita cairkan menjadi cairan berbentuk seperti dodol. Terus kita masukkan ke dalam molding dan kebetulan molding kita berupa papan sepanjang 2 meter. Dari papan dan balok, kita bisa membuat apa saja furniture-nya," jelasnya.
Selain membantu mengurangi sampah plastik, Tom juga menambah lapangan kerja baru, yang mana saat ini ia sudah mempekerjakan 4 orang karyawan memegang mesin, dan 8 orang pengrajin untuk membetuk bahan baku siap pakai menjadi berbagai produk.
Misi Tom untuk menjaga lingkungan dengan mengurangi beban sampah plastik, juga akan berdampak pada pengurangan penebangan pohon.
Menurutnya, bahan baku dari sampah plastik yang dikelolanya, mampu mengubah bahan baku kayu dalam pembuatan furniture.
"Jadi misi kita memang menyelamatkan lingkungan ya, selain mengurangi beban sampah di TPS, juga kampanyenya yaitu mengurangi penebangan pohon," tukasnya.
Selain esensi nilai yang ramah lingkungan, Tom bisa memastikan bahan baku plastik ini juga tak kalah jauh lebih kokoh dari bahan dasar kayu.
"Saya pastikan ini jauh lebih kuat dari kayu, karena bahannya kita padatkan, coba saja angkat satu meja ini, nggak akan terangkat, karna padat dia berat sekali," jelas pria kelahiran Belawan itu.
Menariknya lagi, bahan baku yang Ecofriendly Board buat tidak ada campuran khusus, alias murni dari sampah plastik tanpa campuran bahan lain dan zat kimia lain.
"Untuk membuat meja besar butuh sampah plastik sebanyak satu pick up setengah. Jika dikilogramkan bisa mencapai 250 kg sampah plastik. Karena begitu kokoh, untuk merakit papan menjadi meja kami menggunakan baut, bukan paku," katanya.
Ada satu karya paling berkesan bagi Tom, yakni lampu Panel Surya yang berhasil dibuatnya, kombinasi tiang kokoh dan sangat berat.
"Lampu ini terbuat dari 60 kg sampah plastik, jadi penggunaannya juga dari sinar matahari, siang dia menyerap cahaya, malam akan hidup sesuai fungsinya. Saya paling puas dengan mahakarya ini," tuturnya.
Melihat potensi besar dari daur ulang sampah tersebut, besar harapan Tom karya bisa mejeng di fasilitas kota.
Menjadi daya tarik kota ramah lingkungan, yang terpajang di taman kota dan fasilitas lainnya.
"Kita berharap hasil ini bisa terpajang jadi contoh di pusat kota, contohnya ini Kesawan juga sedang revitalisasi, ada gitu kursi berbahan dasar plastik ini disana," pungkasnya.
(*/nusantaraterkini.co)