Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang

Ini 7 Catatan UNESCO untuk Geopark Kaldera Toba

Editor:  Feriansyah Nasution
Reporter: Junaidin Zai
WhatsApp LogoTemukan Nusantaraterkini.co di WhatsApp!!
Potret Tao Silalahi di daerah Danau Toba, Sumatera Utara (Sumut). (Foto: Dok. Istimewa)

Nusantaraterkini.co, MEDANGeopark Kaldera Toba mendapat kartu kuning dari UNESCO pada 2023. Organisasi dunia tersebut mencatat ada tujuh hal penting yang harus dibenahi agar status Toba sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp) bisa diperbarui penuh.

Informasi ini terungkap dari rilis resmi UNESCO yang dilihat Nusantaraterkini.co pada Senin (19/5/2025). Rekomendasi itu muncul setelah tim asesor UNESCO melakukan validasi lapangan di Toba pada 31 Juli hingga 4 Agustus 2023.

Dalam hasil validasi, UNESCO mengeluarkan dua jenis evaluasi: kartu hijau dan kartu kuning. Kartu hijau menandakan perpanjangan status selama empat tahun, sedangkan kartu kuning hanya berlaku dua tahun dan menuntut perbaikan signifikan.

Dari 34 geopark yang dievaluasi, 29 mendapat kartu hijau. Sementara lima lainnya, termasuk Geopark Kaldera Toba, hanya mendapat kartu kuning.

UNESCO akan melakukan penilaian ulang sebelum masa berlaku kartu kuning berakhir. Berikut tujuh rekomendasi penting yang harus segera dilaksanakan:

1. Tingkatkan Kualitas Geosite

Pilih singkapan geologi yang baik dan mudah diakses untuk memperlihatkan ciri khas batuan dan struktur Kaldera Toba. Setiap geosite baru harus dilengkapi panel penjelasan ilmiah yang mudah dimengerti pengunjung dan pelajar, serta dilengkapi peta geologi yang komprehensif.

2. Identifikasi Warisan yang Belum Tercatat

Inventarisasi semua warisan alam, budaya, dan takbenda yang belum diakui secara resmi di wilayah Geopark Kaldera Toba.

3. Tingkatkan Kapasitas Pengelola

Libatkan pengelola geopark dan geosite dalam pelatihan internasional intensif yang diselenggarakan oleh UNESCO/GGN.

4. Perkuat Komunikasi dengan UNESCO

Tingkatkan koordinasi dengan Sekretariat UGGp dan GGN untuk mendapat informasi terbaru seputar kebijakan dan tugas UNESCO Global Geopark.

5. Perluas Visibilitas Geopark

Geopark Kaldera Toba dinilai masih kurang terlihat, terutama di wilayah mitra seperti konservasi satwa dan resort wisata. Diperlukan lebih banyak panel interpretatif, konten media sosial yang aktif, serta situs web multibahasa yang informatif dan bukan hasil terjemahan otomatis.

6. Benahi Materi Promosi dan Branding

Sertakan logo GGN dan APGN di semua materi promosi. Lakukan pengecekan ulang terhadap terjemahan dalam berbagai bahasa agar tidak terjadi kesalahan ilmiah atau linguistik.

7. Susun Strategi Branding yang Jelas

Buat kebijakan branding yang konkret dengan kriteria kemitraan yang jelas. Tetapkan tugas dan tanggung jawab mitra, serta jadikan pelatihan dan pertukaran ide sebagai program rutin.

Sebelumnya telah diberitakan, Wakil Ketua Komisi A DPRD Sumatera Utara, Zeira Salim Ritong, menyampaikan keprihatinannya atas potensi pencabutan tersebut. Menurutnya, hal ini akan berdampak luas, terutama terhadap sektor pariwisata.

"Kita khawatir pencabutan status ini akan menurunkan minat wisatawan ke Danau Toba. Tidak terlihat progres signifikan selama ini, sehingga wajar jika UNESCO memberi peringatan," kata Zeira kepada Nusantaraterkini.co, Senin (19/5/2025).

Di tengah sorotan tajam ini, Badan Pengelola TCUGGp (Toba Caldera UNESCO Global Geopark) mulai bergerak cepat. Mereka melakukan kunjungan lapangan ke 16 geosite yang tersebar di tujuh kabupaten sekitar Danau Toba. Geosite ini merupakan lokasi warisan geologi yang memiliki nilai ilmiah, edukatif, dan wisata tinggi unsur penting dalam penilaian UNESCO.

"Target Green Card yang diinstruksikan Pak Gubernur beberapa waktu lalu langsung kami tindak lanjuti dengan kunjungan lapangan," ujar General Manager TCUGGp, Azizul Kholis, dalam keterangan tertulisnya.

Azizul menegaskan bahwa proses revalidasi mendatang tidak hanya akan dihadiri oleh tim asesor UNESCO, tetapi juga melibatkan pemerintah daerah, komunitas lokal, hingga mitra lintas sektor. Seluruh pihak ini diharapkan mampu menunjukkan komitmen kolektif dalam menjaga dan mengelola kawasan Danau Toba.

"Kami berharap revalidasi ini bukan sekadar mengembalikan status Green Card, tapi juga menjadi momentum memperkuat pariwisata berkelanjutan di Danau Toba," tambahnya.

(cw7/nusantarterkini.co)

Advertising

Iklan