Nusantaraterkini.co, Jakarta - Pada awal perdagangan hari ini. Rabu (18/12/2024) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 411,175 poin atau 0,58% ke level 7.198,907 di pasar spot.
Diketahui, penguatan IHSG disokong sebagian besar indeks sektoral. Indeks dengan penguatan terbesar dicetak IDX Sektor Barang Baku yang menguat 0,91% di pagi ini.
BACA: IHSG Tumbang 100,9 Poin ke Level 7.157,73 di Akhir Perdagangan Selasa (17/12/2024) Sore Ini
Kemudian, IDX Sektor Energi, IDX Sektor Barang Konsumen Non-Primer, IDX Sektor Teknologi dan IDX Sektor Perindustrian.
Di sisi lain, IDX Sektor Infrastruktur, IDX Sektor Properti dan Real Esate, IDX Sektor Keuangan, IDX Sektor Kesehatan dan IDX Sektor Transportasi dan Logistik.
BACA: IHSG Melemah 21,07 Poin ke level 7.237,558 di Awal Perdagangan Selasa (17/12/2024) Pagi Ini
Selain itu, IDX Sektor Barang Konsumen Primer menjadi sektoral dengan pelemahan terdalam di sesi ini setelah turun 0,04%.
Top gainers LQ45 pagi ini terdiri dari:
PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) naik 5,15%
PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) naik 2,79%
PT United Tractors Tbk (UNTR) naik 1,71%
Top losers LQ45 pagi ini adalah:
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) turun 1,05%
PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) turun 0,8%
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) turun 0,74%
BACA: Analis Pasar: Pergerakan IHSG Cenderung Wait And See di Tengah Dinamika Pelemahan Nilai Tukar Rupiah
Sementaram Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup di zona merah pada perdagangan Selasa (17/12).
Hari ini, IHSG tumbang 1,39% atau 100,9 poin ke 7.157,73 hingga akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
IHSG tercatat sudah melemah dalam empat hari perdagangan berturut-turut. Kinerjanya bahkan melemah 1,58% sejak awal tahun alias year to date (YTD).
Aliran dana asing tercatat keluar dari pasar saham hari ini sebesar Rp 1,63 triliun di seluruh pasar. Net sell asing di pasar reguler mencapai Rp 1,54 triliun, sedangkan net sell di pasar negosiasi Rp 89,45 miliar.
Direktur PT Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus melihat, pelemahan IHSG hari ini disebabkan oleh pelaku pasar yang masih menanti hasil rapat FOMC dan rapat Dewan Gubernur Ban Indonesia (BI). Investor masih menantikan arah kebijakan sku bunga dari kedua bank sentral tersebut.
“Diperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) dan BI akan menahan suku bunga di level 6% dalam rapat pekan ini,” ujarnya..
Untuk Rabu (18/12), IHSG diperkirakan masih akan cenderung melemah, meskipun sudah terbatas. Pergerakannya akan ada di rentang 7.100-7.220 pada perdagangan besok.
Dengan minimnya sentimen positif dan kondisi pasar saat ini, Daniel pun memperkirakan IHSG akan ada di kisaran level 7.300 pada akhir tahun 2024.
Daniel pun menyarankan investor untuk memperhatikan pergerakan saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) untuk perdagangan besok dengan target harga di Rp 2.800 per saham.
Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project, William Hartanto melihat, momentum window dressing saat ini sudah berakhir. Alhasil, sentimen positif untuk pasar saham domestik kemungkinan juga sudah minim.
Hal itu juga diperburuk dengan pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini. Rupiah spot tercatat melemah 0,62% ke Rp 16.101 per dolar AS dan rupiah Jisdor terkoreksi 0,19% ke Rp 16.050 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
“Pelemahan rupiah ini disebabkan faktor global. Kondisi ini sudah pernah terjadi di kepemimpinan Donald Trump sebelumnya,” ujarnya.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, Alrich Paskalis Tambolang melihat, secara teknikal, IHSG belum mampu kembali ke atas MA20 di kisaran level 7.266 seiring dengan penyempitan positive slope serta potensi death cross pada indikator MACD.
Alhasil, IHSG rawan melanjutkan pelemahan dengan level support di 7.100 dan resistance 7.200, dengan pivot di level 7.100 pada perdagangan Rabu (18/12).
Menurut Alrich, sentimen untuk pergerakan IHSG pada perdagangan besok disebabkan oleh faktor global, regional, dan domestik.
Dari Amerika Serikat (AS), pasar mengantisipasi rilis data Building Permits Prel bulan November 2024 yang dijadwalkan rilis pada Rabu.
Pelaku pasar memperkirakan data tersebut naik menjadi 1,43 juta, dari 1.419 juta di Oktober 2024. Hal itu menandakan adanya optimisme pasar mengenai prospek ekonomi dan pasar properti di AS.
“Di waktu yang sama, rilis data Housing Starts bulan November 2024 di AS diperkirakan naik menjadi 1,34 juta, dari 1,311 juta di Oktober 2024. Ini mencerminkan adanya peningkatan aktivitas pembangunan di pasar perumahan,” ujarnya.