nusantaraterkini.co, MEDAN - Helikopter wisata jatuh di kawasan Suluban, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.
Dalam peristiwa ini, terkuak berbagai fakta atas insiden tersebut. Berikut fakta yang dirangkum nusantaraterkini.co dari berbagai sumber.
4 Menit Mengudara Helikopter Jatuh
Basarnas dalam keterangannya menyampaikan helikopter tersebut take off dari helipad GWK pukul 14.33 WIB untuk tour wisata. Baru 4 menit mengudara, helikopter tersebut jatuh.
Kemudian kantor SAR Denpasar menerima informasi kecelakaan ini pada pukul 15.25 Wita.
Tersangkut Tali Layangan
Kepala Bagian Kerja Sama Internasional, Humas dan Umum Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Mokhammad Khusnu mengatakan, helikopter milik PT Whitesky Aviation itu terjatuh karena terlilit tali layangan.
"Kami telah menerima laporan kecelakaan Helicopter PK-WSP type Bell 505 milik PT Whitesky Aviation di Suluban Pecatu, Kuta Selatan-Bali pada Jumat, 19 Juli 2024 pukul 15.33 LT (local time) akibat terlilit tali layangan," ujarnya.
5 Penumpang Selamat
Basarnas melaporkan heli tersebut memuat 5 orang. Berdasarkan informasi awal heli membawa 5 orang termasuk pilot dan kru.
Basarnas menyampaikan lima orang dalam helikopter tersebut selamat. Kelimanya dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
"Seluruh korban bisa terevakuasi dalam kondisi selamat. Tiga penumpang dibawa ke RS Siloam dengan menggunakan ambulans," katanya.
2 WNA Ikut dalam Helikopter
Ada dua WNA dalam kecelakaan helikopter jatuh itu. Dua WNA tersebut asal Australia. Kelima orang dalam heli tersebut ialah:
- Dedi Kurnia (L/Indonesia/pilot)- Russel James Harris
- (L/Australia/penumpang)- Eloira Decti Paskilah
- (P/Indonesia/penumpang)- Chriestope Pierre Marrot
- Castellat (L/Australia/penumpang)- Oki
- (L/Indonesia/kru).
Perhubungan Udara Kemenhub Sosialisasi Bahaya Layangan
Kepala Bagian Kerja Sama Internasional, Humas dan Umum Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Mokhammad Khusnu mengatakan, pihaknya akan melakukan sosialisasi dan pengawasan yang lebih intensif mengenai bahaya layangan melalui koordinasi dengan Pj Gubernur serta Kepala Daerah di wilayah Bali, agar tidak membahayakan keselamatan dan keamanan penerbangan.
Helikopter Milik Raffi Ahmad
Kecelakaan helikopter yang jatuh di Pulau Dewata pada hari ini Jumat (19/7/2024) sekitar pukul pukul 15.33 WITA ternyata milik Raffi Ahmad.
Helikopter tersebut berada di dalam naungan Bali Tour yang mulai diperkenalkan ke publik sebagai brand bisnis baru milik Raffi sekitar tahun 2023 lalu.
Mengacu pada berita tahun 2023, Raffi Ahmad menyediakan sewa helikopter Bali Helitour yang berpusat di Pulau Dewata. Bali Tour memiliki alamat di Jalan Melasti, Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung.
Dalam website resminya balihelitour.id, memang terpasang foto Raffi Ahmad dan Nagita Slavina dengan memperlihatkan background helikopter Bali Helitour.
Helikopter tersebut disewakan dengan harga termurah Rp 2 juta dan paling mahal di harga Rp 10,2 juta untuk berkeliling Pulau Dewata. Durasi di atas pesawat diperkirakan mulai 12 menit hingga 72 menit.
Saksi Mata Ungkap Helikopter Membentur Tebing
I Wayan Agus Sudiantara (30) menjadi saksi mata insiden tersebut. Dia menyaksikan helikopter yang terbang dengan ketinggian 100 meter dari atap rumahnya itu kemudian nyungsep ke tebing.
Pria yang akrab disapa Tumpling ini kaget lantaran tak pernah ada helikopter terbang serendah itu di area Pecatu.
"Saya kaget dan teriak ada helikopter jatuh! Setelah itu warga langsung berhamburan ke lokasi," kata warga Banjar Suluban ini saat ditemui di dekat lokasi kejadian, Sabtu dini hari (20/7/2024).
Tumpling bercerita, sebelum helikopter jatuh, dia sedang berbincang tentang bisnis dengan pamannya di teras rumah. Mereka lalu melihat helikopter datang dari arah timur atau laut Bali Selatan menuju barat atau ke arah tebing.
Helikopter terbang dengan kecepatan tinggi. Helikopter kemudian putar balik dengan perlahan sambil menikung seolah-olah sedang mencari tempat mendarat.
Helikopter yang menikung itu ternyata bukan mendarat namun membentur tebing yang memiliki tinggi sekitar 5 meter. Tumpling juga mendengar suara "Prak!" keras saat helikopter menabrak tebing dan jatuh.
"Helikopter datang dari timur agak rendah dan paman saya bilang kok tiba-tiba ada heli yang mau mendarat di sini? Saya jawab enggak mungkin tapi ternyata terjadi, menabrak tebing," katanya.
Tumpling kemudian berlari ke lokasi kejadian bersama pamannya, disusul warga setempat yang penasaran dengan nasib helikopter dan penumpang di dalamnya.
"Ada bau dan keluar asap dari helikopter," katanya.
Mereka menemukan helikopter terbalik, ekor, dan baling-baling patah berserakan di sekitar tebing. Korban sudah ada yang berhasil keluar dan masih terjebak di dalam. Empat korban mengalami luka lecet dan satu korban patah tulang punggung.
Tumpling bersama warga setempat awalnya takut mendekati helikopter karena takut meledak. Insting Tumpling bergerak cepat sehingga dia meminta pilot mematikan mesin.
Tumpling bersama warga berinisiatif menolong korban yang terjebak keluar dari helikopter. Tumpling juga melarikan salah satu korban bernama Oki ke RS Bali Jimbaran untuk mendapatkan perawatan.
"Mereka syok. Istri bule sudah keluar teriak-teriak minta tolong, 'tolong suami saya!' Kami pun membantu mereka untuk mengeluarkan dari dalam kabin. Terus terang saya sedikit takut kalau meledak," katanya.
Dalam kasus ini, Tumpling tak sadar ada tali layang-layang terlilit di baling-baling. Tumpling fokus mengevakuasi korban. "Saya enggak lihat karena enggak fokus sama layangan," katanya.
Warga Melihat Layangan Putus
Sementara itu, seorang buruh proyek bernama Dwi mengaku sempat melihat layangan putus setelah helikopter melintas. Layangan itu besar dan berwarna hitam.
"Saya gak lihat helikopter melintasi tali layangan awalnya, enggak nyangka juga helinya jatuh. Tahunya ada layangan putus setelah heli lewat," katanya.
(Dra/nusantaraterkini.co)