Nusantaraterkini.co, GAZA - Hamas menyampaikan bahwa eskalasi militer Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza justru membahayakan nyawa para warga Israel yang sedang disandera, bukan memberikan harapan bagi mereka untuk kembali dengan selamat.
Dalam sebuah pernyataan pers, kelompok militan Palestina itu menggambarkan bahwa tindakan Israel lebih dari sekedar tekanan militer, dan menyebutnya sebagai "balas balas dendam brutal" yang menargetkan warga sipil tak berdosa.
Hamas juga mengatakan taktik semacam itu justru membahayakan keselamatan para sandera, bukan memfasilitasi keamanan mereka.
“Satu-satunya cara untuk menjamin kembalinya para sandera adalah melalui negosiasi,” tegas Hamas, pada Selasa (8/4/2025).
Diketahui, Israel kembali melancarkan operasi militer intensif di Gaza pada 18 Maret, usai implementasi tahap pertama perjanjian gencatan senjata yang memfasilitasi pertukaran sandera-tawanan dengan Hamas.
Baca Juga: Hamas Setujui Proposal Gencatan Senjata saat Israel Lancarkan Operasi Darat Baru di Rafah
Menurut otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza, aksi militer Israel selama 24 jam terakhir telah menewaskan 58 orang dan melukai 213 lainnya. Perkembangan ini menambah total warga Palestina yang tewas sejak 18 Maret menjadi 1.449 orang dan jumlah korban luka menjadi 3.647 orang.
Sejak 7 Oktober 2023, konflik telah merenggut nyawa 50.810 warga Palestina dan menyebabkan 115.688 lainnya luka-luka, lapor otoritas kesehatan Palestina.
(Zie/Nusantaraterkini.co)
Sumber: Xinhua