Nusantaraterkini.co, JAKARTA - Komandan Tim Kampanye Nasional (TKN) Bravo (Komunikasi) G. Budisatrio Djiwandono membantah tuduhan yang menyebut program lumbung pangan nasional atau Food Estate merupakan proyek gagal.
"Menjawab mungkin beberapa tuduhan bahwa proyek lumbung pangan nasional ini adalah proyek yang gagal kita ingin memberikan informasi bahwa sebuah proyek untuk mewujudkan lumbung pangan ini bukan proses yang instan bukan satu hari dua hari, satu minggu satu bulan, itu direncanakan, dijalankan, terus membuahkan hasil secara langsung, tidak," kata Budi dalam jumpa pers di Media Center Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Senin (22/1/2024).
Budi menyebut Food Estate ini terdapat di tiga provinsi antara lain Sumatera Utara (Sumut), Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dia menegaskan proses evaluasi dan pengawasan terus dilakukan berbagai pihak termasuk Komisi IV DPR RI.
"Kunjungan-kunjungan kerja Komisi IV DPR RI ke Sumatera Utara contohnya. Sebuah lumbung pangan di bawah naungan Kementerian Pertanian itu melihat progres yang cukup signifikan menghasilkan produk-produk holtikultura bawang sampai ke kentang yang membuahkan hasil yang baik," kata Wakil Ketua Komisi IV DPR RI ini.
Budi menyebut dalam program lumbung pangan ini melibatkan sebanyak empat kementerian dengan perannya masing-masing.
Antara lain Kementerian Pertanian sebagai leading sektor, Kementerian PUPR, Kementerian KLHK dan Kementerian Pertahanan.
"Perlu digarisbawahi sampai detik ini yang sudah mendapatkan anggaran APBN sampai detik ini hanya di Kementerian PUPR, Kementerian Pertanian, dan juga KLHK dari tahun 2020 sampai 2023 kurang lebih Rp5 triliun," sebutnya.
"Dari Kementerian Pertahanan sampai detik ini tidak ada satu rupiah pun anggaran APBN yang dikeluarkan untuk program lumbung pangan nasional. Teman-teman silakan cek kebenaran data ini," tambah Budi.
Budi juga membantah tuduhan yang menyebut penanaman jagung di Food Estate Kabupaten Gunung Mas, Kalteng, untuk menutupi kegagalan penanaman singkong.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra ini menyebut perhari ini tercatat sudah tertanam dan akan panen sekira 8 hektare jagung dan 5 hektare singkong.
"Sekali lagi saya ulangi perhari ini itu sudah ada 5 hektare singkong dan 8 hektare jagung. Di mana perkiraan produktivitas lahannya atau hasilnya adalah singkong kira-kira 20 ton perhektare. Ini cukup besar, cukup baik. Dan jagung sekira 6 ton perhektare untuk tipe keringnya dengan asumsi 15 persen kadar air yang tercantum," bebernya.
Budi mengatakan sudah memiliki dokumentasi hasil produksi singkong dan jagung di Gunung Mas sebagai bukti.
Ketua Umum DPP Pemuda Tani ini menilai masyarakat Gunung Mas tepatnya Desa Tawai Baru juga antusias karena dilibatkan dalam program lumbung pangan nasional tersebut.
"Mereka melihat bahwa ini adalah kesempatan menimbulkan efek untuk ekonomi rumah tangga, memberikan lapangan pekerjaan, kesempatan bagi rumah tangga di desa tersebut untuk turut serta berpartisipasi dalam mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia. Kami dari Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran ini menjadi salah satu program yang nanti akan dilanjutkan dan disempurnakan melalui lumbung pangan desa, regional ataupun provinsi sampai ke tingkat lumbung pangan nasional," pungkasnya.
(HAM/nusantaraterkini.co)