Nusantaraterkini.co, JAKARTA - Timnas Indonesia dinilai menunjukkan perkembangan positif saat menghadapi Vietnam pada laga ketiga Grup B Piala AFF 2024 yang berlangsung di Stadion Viet Tri, Phu Tho, Minggu (15/12) malam.
Meski demikian, kelemahan utama tim besutan pelatih Shin Tae-yong tersebut belum terselesaikan. Pendapat tersebut dilontarkan oleh pengamat sepak bola Gita Suwondo.
Pada laga tersebut Indonesia menderita kekalahan 0-1 melalui kombinasi Nguyen Tien Linh dan Quang Hai pada menit ke-77. Meskipun kalah, permainan Indonesia mendapatkan apresiasi.
Menurut dia, secara kualitas permainan Doni Try Pamungkas dkk sudah meningkat dari laga sebelumnya.
"Kita kalah tetapi secara permainan tidak jelek-jelek amat, terutama di belakang," puji pria yang biasa disapa Bung GAZ dilansir dari Kompas.com.
"Dony Tri balik sebagai bek tengah lumayan lancar. Lalu kalau kita lihat tadi bek kanan Maulana juga bagus, Asnawi bagus mainnya," katanya.
Dalam laga tersebut Vietnam mendominasi dengan penguasaan bola mencapai 72 persen, menyisakan 28 persen saja untuk Indonesia.
Kemudian Vietnam melesakkan 18 tendangan, tujuh kali tendangan sudut dan empat kali tendangan yang mengarah ke gawang Indonesia yang dijaga penjaga gawang Cahya.
Timnas Indonesia yang didominasi pemain main muda dinilai sudah cukup baik hanya kebobolan satu gol, mengingat tim asuhan pelatih Kim Sang-sik itu turun dengan tim utama dengan pemain-pemain pilarnya.
"Secara keseluruhan pemain main disiplin, terutama melakukan blocking, second ball dapat merebut bola saat bola hilang oke, tidak banyak kehilangan bola, passing lumayan cari ruang kosong lumayan,” ujar Gita Suwondo.
Sayangnya, kelemahan utama tim Indonesia masih belum teratasi pada laga ini, yakni koordinasi antarpemain di lini tengah yang tidak sempurna dan menciptakan ruang kosong disana. Karena itu, transisi dari bertahan terputus dan strategi counter attack tidak bekerja.
"Namun, tidak cepat seperti counter attack dan seperti biasa tidak ada finishing di depan. Padahal, intinya kalau bermain disiplin di belakang sudah oke, counter kalau mau menang,“ katanya.
Masalah lini tengah ini dianggap menjadi kelemahan utama Indonesia saat ditahan imbang Laos. Pada saat itu, Shin Tae-yong meracik komposisi permainan agresif tetapi lemah dalam bertahan.
Kemudian laga melawan Vietnam ia mencoba memperbaiki kesalahan tersebut. Hanya saja tidak dieksekusi dengan baik oleh pemain.
"Dengan 5-4-1 sebelum Rivaldo keluar diganti Rafael menjadi 5-3-2, tetap tidak ada bola, tidak ada orang yang membagi bola di tengah seperti Ivar Jenner. Pemain yang jadi jembatan antara belakang dan depan. Padahal, itu paling penting kalau kita mau counter attack," tutur mantan jurnalis olahraga itu.
"Namun, masuknya Victor Dethan kan lumayan ada 2 peluang dari dia, hanya saja tidak sabar jadi dimentahin barisan belakang Vietnam," katanya. (rsy/nusantaraterkini.co)